- Back to Home »
- ZETSUEN NO TEMPEST
Posted by : Unknown
Senin, 10 November 2014
ZETSUEN NO TEMPEST
- Judul: 絶園のテンペスト (Zetsuen no Tempest) ~The Civilization Blaster~
- Judul Alternatif: Blast of Tempest;
- Tipe: TV (Oktober 2012)
- Genre: Action; Supernatural; Romance; Comedy;
- Episode: 24
- Rating: Mild Violence (Physical Harm and Animated Blood); Mild Eroticism (Suggestive Pictures)
- Sinopsis:
Fuwa Aika
ditemukan tewas terbunuh. Kakak tirinya, Fuwa Mahiro tidak bisa menerima
kematian Aika dan pergi menghilang setelah bersumpah untuk menemukan
pembunuhnya. Sebaliknya, meski merupakan pacar rahasia Aika, Takigawa
Yoshino memilih untuk pasrah. Namun kemudian, Mahiro kembali, dan
bekerja sama dengan seorang gadis penyihir bernama Kusaribe Hakaze yang
sedang terkurung di suatu pulau terpencil, sebagai ganti bantuan untuk mencari pembunuh Aika, dia
kini terlibat dalam sebuah pertempuran antara dua pohon suci, yaitu
Hajimari no Ki dan Zetsuen no Ki. Yoshino pun akhirnya ikut membantu
Mahiro, dan semakin banyak mereka mengetahui latar belakang pertempuran
tersebut dan rahasia di balik kematian Aika, semakin mereka menyadari
bahwa keduanya ternyata saling terhubung.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Jelas
terinspirasi oleh karya-karya William Shakespeare seperti "Hamlet" dan
"The Tempest", tanda-tanda kemiripan dengan sebuah drama panggung
memenuhi anime ini. Hal-hal semacam monolog yang panjang dari para
tokohnya atau dramatisasi yang disengaja pada setiap insiden. Secara
umum, ini sama sekali bukan sesuatu yang buruk, tetapi mengadaptasinya
begitu saja ke dalam bentuk serial TV tampaknya bukanlah pilihan
tindakan yang benar. Pada serial TV, setiap episode harus memiliki bobot
yang seimbang, dan sayangnya, monolog panjang serta dramatisasi insiden
tadi menyebabkan cerita anime ini berjalan terlalu lambat, sehingga
kemudian terdapat beberapa episode yang tidak memberikan apa-apa kepada
penonton kecuali sebagai perpanjangan dari episode sebelumnya.
Sebenarnya, plot anime ini sendiri sangat bagus. Takdir tragis yang
mengikat Yoshino, Mahiro, Hakaze, dan Aika dapat membuat bahkan
Shakespeare sendiri bangga. Dan perselisihan Hajimari no Ki dan Zetsuen
no Ki ternyata menjadi sebuah ide menarik tentang tes psikologi untuk
memilih antara kesederhanaan yang damai dan peradaban yang kacau. Hanya
saja, anime ini gagal menyampaikannya dengan baik. Ceritanya akhirnya
terasa jauh lebih rumit dari yang seharusnya, dan ditambah dengan laju
yang lambat, kebanyakan penonton mungkin akan terlanjur bosan sebelum
sempat menemukan alasan untuk menghargai anime ini.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Dramatisasi
adalah kekuatan utama anime ini, dan dengan penggunaan yang pandai atas
baik media audio maupun visualnya, dia mampu untuk secara efektif
menghubungkan dirinya dengan emosi penonton. Percikan darah dalam slow motion,
pose para tokohnya, lambaian helai rambut di setiap gerakan, atau
butiran-butiran salju yang beterbangan di udara. Dengan tingkat
perhatian terhadap detil yang cukup tinggi seperti ini, setiap momen
terasa lebih bermakna. Sementara, musik orkestra yang mengalun di latar
menjadikan bahkan konfrontasi yang paling kecil sekalipun terlihat bukan
sekadar adu fisik ataupun opini, melainkan laksana sebuah bagian dari
suatu kisah yang epik.
- Karakter:
Meski memiliki
tokoh-tokoh yang tidak jelas seperti Evangeline dan Junichirou,
setidaknya empat tokoh utamanya ditulis dengan sangat baik. Seperti yang
telah disebutkan, drama di antara Yoshino, Mahiro, Aika, dan Hakaze
pantas untuk diikuti hingga beberapa kali. Ini adalah karena karakter
mereka disusun saling melengkapi. Sifat Mahiro yang agresif berlawanan
dengan sifat Yoshino yang pasif, namun laksana kutub Urara-Selatan
magnet mereka juga secara alami saling tarik-menarik satu sama lain. Hal
yang serupa juga terjadi antara kepolosan Hakaze dengan Aika yang
sedikit licik. Lalu, jika Aika menemukan apa yang dia butuhkan pada
Yoshino dan Mahiro, Hakaze juga menemukan apa yang tidak dia miliki pada
mereka berdua. Sebagaimana banyak karya Shakespeare diingat sampai hari
ini karena tokoh-tokohnya, keempat tokoh ini dan hubungan di antara
mereka pulalah yang akan paling lama bertahan di dalam benak penonton.
- Overall Score: