- Back to Home »
- HENTAI OUJI TO WARAWANAI NEKO
Posted by : Unknown
Senin, 10 November 2014
HENTAI OUJI TO WARAWANAI NEKO.
- Judul: 変態王子と笑わない猫。 (Hentai Ouji to Warawanai Neko.)
- Judul Alternatif: HenNeko; "Hentai" Prince and the Stony Cat.;
- Tipe: TV (April 2013)
- Genre: Comedy; Romance; Supernatural;
- Episode: 12
- Rating: Mild Violence (Physical Harm) and Strong Eroticism (Suggestive Themes and Pictures)
- Sinopsis:
Karena sudah
terbiasa, Yokodera Youto akan secara otomatis menciptakan alasan bohong
untuk melindungi dirinya. Hal ini menyebabkan dia tidak lagi bisa jujur
bahkan ketika dia harus. Pada saat yang sama, Tsutsukakushi Tsukiko
merasa bahwa dia terlalu mudah menunjukkan perasaan pada wajahnya, dan
berharap agar dia bisa menyembunyikannya lebih sering. Mereka berdua
memiliki sifat yang tidak mereka butuhkan, maka begitu mendengar bahwa
ada sebuah patung Dewa Kucing yang mampu memindahkannya ke orang lain,
mereka pun bergegas berdoa di sana. Namun, meski harapan mereka
terkabul, situasi mereka ternyata sedikit pun tidak menjadi lebih baik.
Youto akan tanpa sadar mengucapkan setiap pikiran erotis yang muncul
dalam benaknya, sementara Tsukiko kini sama sekali tidak bisa lagi
berekspresi. Mereka akhirnya memutuskan membatalkan permintaan mereka,
tetapi untuk itu, pertama-tama mereka harus menemukan orang yang
menerima sifat-sifat yang sudah mereka buang sebelumnya.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Anime ini tidak
memiliki kerangka cerita yang dipersiapkan dengan baik. Permulaannya
yang tentang perjuangan Youto untuk mendapatkan kembali kepura-puraannya
memang cukup unik, namun setelah itu, anime ini seperti tidak tahu
harus melakukan apa. Ceritanya kehilangan tujuan, mengulang-ulang
masalah yang sewarna hanya pada tokoh yang berbeda dengan detil yang
baru ditambah-tambahkan kemudian, begitu kebingungan hingga bagian
penting lain dari permulaannya, yaitu tentang Tsukiko dan ekspresinya,
pun akhirnya diabaikan sepenuhnya. Lebih buruk lagi, anime ini juga
mengulang-ulang pola cerita yang sama setiap kali -- ada yang
mengharapkan sesuatu, harapan itu dikabulkan dalam cara yang tidak
diinginkan, dan kekacauan pun terjadi. Tidak banyak variasi dalam
bagaimana dia membangun cerita, maka ketika sampai di kasus yang ketiga
dan para tokohnya masih melakukan kesalahan yang sama dengan meminta
hal-hal yang tidak masuk akal, anime ini pun segera kehilangan daya
tariknya. Atau apakah ini memang dimaksudkan hanya sebagai bagian dari
komedinya? Sepertinya tidak, sebab pada kenyataannya, anime ini masih
memiliki pesan di dalamnya. Pesan seperti "Hati-hati dengan apa yang kau
harapkan" atau "Lebih baik jadi diri sendiri". Dan itu berarti, dia
masih menginginkan penonton agar memperhatikan ceritanya. Sayangnya,
bagaimanapun juga penonton coba mencari, cerita anime terasa hampa tanpa
makna.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Visualnya bagus, tetapi yang lebih menonjol pada anime ini adalah voice-acting-nya. Tidak ada sesuatu yang baru atau menakjubkan, tetapi setidaknya voice-acting ini
berhasil menjadikan komedinya, yang mungkin adalah bagian paling
penting dari anime ini, terasa selucu yang semestinya. Nada datar suara
Tsukiko, Azusa yang tergagap saat panik, dan kedua sisi Tsukushi --
semuanya menyenangkan untuk didengar setiap kali.
- Karakter:
Permintaan
seperti apa yang akan mendorong seseorang untuk memohon langsung kepada
dewa? Kekayaan? Kesehatan? Bagaimana kalau hal yang tidak masuk akal
seperti agar tidak bisa berpura-pura? Ya, permintaan konyol mungkin
merupakan bagian dari komedi anime ini, tetapi dia juga menunjukkan
bahwa anime ini memang tidak banyak menaruh perhatian pada karakterisasi
tokoh-tokohnya. Mengapa? Karena keunikan karakter-karakter mereka hanya
dimunculkan sesuai kebutuhan ceritanya sebelum kemudian dibuang lagi
jika sudah tidak diperlukan lagi, tidak menetap secara permanen pada
tokoh-tokoh tersebut. Sebagai sistem perlindungan otomatisnya,
kepura-puraan tersebut awalnya digambarkan sebagai hal yang sangat
penting bagi Youto, tetapi setelah kasus pertama dalam ceritanya
selesai, dia mendadak menjadi tidak begitu penting lagi. Sistem otomatis
itu tiba-tiba menghilang, dan Youto pun bisa tidak berpura-pura.
Inkonsistensi serupa juga terjadi pada karakter tokoh-tokoh lainnya,
seperti Tsukiko yang seharusnya tidak bisa berekspresi sesekali masih
bisa berekspresi, dan Azusa yang seharusnya trauma karena dibohongi
temannya mendadak sembuh total seolah tidak pernah menderita trauma itu
sebelumnya. Dan hasilnya, ketika kondisi-kondisi unik mereka sudah tidak
penting lagi, tokoh-tokoh anime ini pun kehilangan apa yang membuat
mereka berbeda dan akhirnya menjadi karakter-karakter generik yang sudah
terlalu sering ditemukan dalam genre komedi romantis.
- Overall Score:
Berhati-hatilah
atas apa yang anda harapkan .... Paling tidak, pesan tersebut yang
awalnya anime ini ingin sampaikan. Namun dengan cerita yang
diulang-ulang dalam pola yang selalu sama, pesan itu akhirnya hilang,
tercecer di suatu tempat, dan anime ini pun menjadi benar-benar terasa
hampa. Hanya bagian komedinya, meski mungkin akan terlalu jorok bagi
sebagian orang, yang kemudian masih menyediakan unsur hiburan pada anime
ini. Nilai 7 dari 10 (Repetitive pattern)