Popular Post

Archive for 2014

ANIME K-ON!!

By : Unknown

ANIME K-ON

hhmm..kali ini aku mau cerita tentang Anime dari jepang. selain Inuyasa, Samurai X, dan Conan, anime K-ON juga adalah salah satu anime yang pppaaallliinnnggggg.....aku suka.... karna, pertama kali aku ngeliat di youtube aku langsung tertarik dan jatuh cinta sama ni anime! ^_^.. nah, kalo ngomongi tentang anime ini pasti gak lepas dari kata "LUCU". karna setiap scene nya pasti buat aku ketawa.... :D 


oke, K-On! atau ( Keion) adalah manga / komik 4 panel yang ditulis dan dibuat oleh kakifly. Manga ini mulai dibuat secara serial di majalah sejak tahun 2007. Sedangkan untuk anime nya, mulai disiarkan di jepang pada tanggal 3 April 2009. judul K-ON ini di ambil dari kata keiongaku yang artinya musik pop.

K-ON awal nya bercerita tentang 4 orang siswi (yang tingkahnya selalu buat aku tertawa terisak-isak eh, sorry, maksudnya terbahak2! :D) mereka tergabung dalam sebuah klub musik pop yang terdiri dari Yui <vocal>, Mio Akiyama <bassist>, Ritsu Tainaka <drummer> dan Tsumugi Kotobuki <keyboardis>. Klub ini diawasi oleh guru musik Sawako Yamanaka, yang pada akhirnya menjadi wali kelas mereka pada akhir tahun mereka di SMA. (karakter gurunya ini juga lucu loh!hehe..)
Pada kelas 2 SMA, klub ini mendapat tambahan gitaris baru, bernama Azusa Nakano yaitu adik kelas mereka sendiri. Setelah Azusa bergabung, jadilah personilnya 5 orang dan mereka semakin terstruktur dan lebih sering berlatih.
mereka juga sangat sering menghabiskan waktu bersama-sama seperti latihan, pertunjukan, atau hanya sekedar jalan-jalan bersama!.

Nih dia Karekter-karakter nya mereka   :


1. Yui Hirasawa <vokalis dan gitaris>



Yui adalah karakter utama K-On!. Dia adalah vokalis dan gitaris utama anggota klub dan memainkan Heritage Cherry Sunburst Gibson Les Paul Standard gitar listrik (maaf2 ya kalo salah penulisan nya! ;D) yang diberi nama "Gīta".
ia bukanlah siswi yang pandai di sekolah nya dan tidak pernah mempunyai nilai yang bagus (aku banget!!hehe..) dan Yui mempunyai watak yang santai, tetapi sangat mudah kehilangan konsentrasi nya oleh hal-hal yang tidak penting! dan juga sayangnya ia hanya bisa berfokus pada satu hal saja, karna kalo berfokus pada banyak hal, kemampuannya yang lain akan cepat turun. contohnya, Yui pada satu saat berusaha belajar untuk memperbaiki nilainya yang jelek, dan pada akhirnya ia mendapat nilai yang baik, tetapi kemampuan bermain gitarnnya akan menurun.. hhmmm....
Yui mempunyai rambut coklat sebahu dan yang menjadi ciri khas nya adalah ia sering memakai 2 klip di rambut kuning nya, dan juga bermata coklat. yui sangat suka dengan yang namanya "makanan", ia suka makan karna badan nya sangat sulit untuk menjadi gemuk. hal ini lah yang membuat teman-teman nya yang lain menjadi cemburu. terutama Mugi da Mio.
Ia mempunyai adik perempuan bernama Ui, yang sangat dewasa dan berbeeeda jaaauuuhhhh dengan Yui (bedanya itu bisa di bilang ekstrem lah!! hehee.. adik nya yang jadi kayak kakaknya!) , Ui lah yang menjaga dan merawat Yui. oh ya,Yui juga sering menulis lirik yang kekanak-kanakan! hahaa...
berikut adalah beberapa kumpulan foto-foto Yui:









2. Ritsu Tainaka  <Drummer> :



(haha,, ini dia tokoh yang paling aku suka.. "Ritsu"! \\(o.o)//...hehe.. karna menurut aku dia lah yang sering membuat kelucuan dengan tingkah-tingkahnya yang konyol!).
Ritsu atau sering di panggil Rit-chan oleh Yui adalah ketua klub K-on dan memainkan rick marrota Signature yamaha hipgig drum kit warna kuning yang dikombinasikan dengan set simbal dari avedis Zildjian. meskipun ia juga pernah terlihat memainkan white Yamaha Absolute Series drumkit warna putih pada lagu ending anime. Di anime, ia menyatakan bahwa drummer favoritnya adalah Keith Moon dari The Who.
Ritsu memiliki kepribadian ambigu tetapi juga optimistis, sama seperti Yui, tetapi ia sering lupa atas hal-hal penting mengenai klub dan sering dimarahi oleh Mio karena sering lupa menyerahkan formulir penting mengenai klub. (haha.. ini dia salah satunya yang buat lucu dari anime ini! kalo udah ngeliat Mio jengkel karna Ritsu. apalagi kalo udah si ritsu di gatok sama Mio itu juga sih karna Ritsu nya juga sering mengejek dan menakut-nakuti Mio) selain itu, Ritsu juga orang yang periang, dan sering membuat lelucon dan sindiran dengan tingkah dan gayanya yang konyol. namun Ia pintar dalam menciptakan ide-ide untuk memperoleh dana untuk klub. yang menjadi ciri khas dari Ritsu adalah Ritsu sering menggunakan bendo dan mempunyai rambut coklat sebahu, dan mempunyai mata berwarna emas.
berikut adalah beberapa kumpulan foto-foto Ritsu: 












3. Mio Akiyama <Bassist> :




Mio <bassist> adalah gadis pemalu di klub ini. ia memainkan 3-Color Sunburst fender jazz bass dengan tortoiseshel pickguard. Walaupun pada awalnya ia ingin bergabung dengan klub litelatur, dia dipaksa bergabung dengan klub oleh teman sejak kecilnya yaitu Ritsu! Ritsu adalah teman Mio sejak kecil dan sering mengganggui Mio sehingga membuat Mio ketakutan.  Ia mendapat nilai sempurna di sekolah dan sering bersikap dewasa dan kaku terutama saat Ritsu membuat masalah; kelamahannya adalah hal-hal yang menakutkan, dan ia sering pingsan ketakukan ketika diceritakan cerita berkisar hantu, darah, dan luka. Dia juga takut ketika disorot oleh lampu dan dengan mudah merasa malu. Dia menyatakan ia memilih bass karena bass bukan merupakan pusat perhatian di band, tidak seperti gitaris.
Bersama Yui, Mio adalah salah satu vokalis utama band, walaupun ia tidak suka menjadi pusat perhatian, Ia sering berusaha menghindar untuk menjadi lead vokal. jika dimungkinkan, Mio secara umum akan bernyanyi jika Yui tidak bisa menyanyi. ia juga banyak menciptakan lagu! salah satu lagunnya yaitu "Light and Fluffy Time" Setelah penampilan live perdana mereka, Mio mendapat banyak penggemar yang mengikutinya.
ciri khas dari Mio adalah Mio mempunyai rambut hitam lurus, dan mata abu-abu.
berikut adalah beberapa kumpulan foto-foto Mio: 





4. Tsumugi Kotobuki  <Keyboardis> :




Tsumugi, sering dipanggil 'Mugi' oleh temannya, adalah gadis kaya dengan kepribadian lemah lembut dan manis yang bermain Korg Triton Extreme 76-key Keyboard, walaupun ia juga kelihatan bermain Korg RK-100 keytar pada lagu penutup anime pada musim pertama. Mugi dianggap sangat pandai bermain piano dikarenakan ia bermain piano sejak umur empat tahun dan menang dalam banyak kontes piano. Ia adalah anak dari direktur sebuah perusahaan, dan keluarganya mempunyai beberapa villa di Jepang. dan bahkan ada di Finlandia ayahnya juga memiliki sebuah cafe .ia sering membawa gula-gula dan kue manis yang beragam ke ruangan klub, dan ia sering membuat teh dengan alat set teh yang disimpannya di ruangan klub. Meskipun kaya, ia lebih tertarik dan senang pada aktivitas "normal", seperti memesan makanan cepat saji, berbagi kentang goreng dengan teman klubnya, holding down part-time jobs dan juga menawar harga.
Walaupun ia gadis yang manis dan lemah lembut, namun kadang-kadang dia menunjukan sikap aneh nya! yang berbeda dengan tingkah laku normalnya yang sopan sehingga mengejutkan teman klubnya. (haha,, apalagi waktu scene yang dimana mugi tiba2 saja melempar bantal ke wajah teman2nya tanpa sebab dengan wajah yang lugu dan polos! karna Mugi lah peperangan bantal pun di mulai.. dan namun pada akhirnya Ritsu lah yang menanggung sial nya.. karna, tanpa sengaja Ritsu salah melempar bantal yang akhirnya mengenai gurunya! hahaa.. sumpah! disini aku ngakak habis ngeliat ekspresi Ritsu! :D ) 


Mugi's-Pillow-fight :D

dan yang menjadi ciri khas Mugi adalah ia mempunyai rambut pirang panjang, bergelombang dan mata berwarna biru langit.
berikut beberapa kumpulan foto-foto Mugi :






Azusa Nakano <Gitaris Ritme>   :


Azusa adalah siswi dengan tahun dan kelas yang sama dengan adik perempuan Yui yaitu Ui, yang bergabung dengan klub dan menjadi gitaris ritme, ia memainkan Gitar listrik Fender Mustang. Dia sering kali marah dengan adanya pesta teh dan aspek memanjakan yang ada di klub, ketika ia ingin berlatih, dan ia juga penasaran bagaimana cara klub dapat bermain dengan baik sementara mereka jarang berlatih.
dia sering memerhatikan Mio karena kedewasaannya dan karena Mio juga adalah bassist berpengalaman. Dia juga melihat Mugi yang sangat cantik, dan cemburu akan rambut dan mata besarnya, dan Azusa kemudian mulai mengajari Mugi bermain gitar ketika mereka berdua sendirian di ruangan klub. Kulit Azusa sangat mudah untuk menjadi berwarna coklat, terutama saat mereka sedang di pantai. Maka dari itu, ia sering mendapati kulitnya telah terbakar.
karna Azusa adalah adikan kelas, Ia sering khawatir bahwa anggota klubnya akan meninggalkannya, karena pasti mereka akan segera lulus. Dikarenakan hal ini, anggota klub yang lain membeli kura-kura agar ia tidak kesepian, dan diberi nama Ton.
ciri khas nya adalah Azusa mempunyai rambut hitam panjang, yang dikuncirnya, dan mata berwarna merah.
berikut kumpulan foto-foto Azusa :







ookkeee... itu dia tadi sinopsi singkat dan karakter dari tokoh2 nya K-ON!! :D




K-on : Azusa-Yui-Ritsu-Mio-Mugi
( After School )

K-on : Yui-Azusa-Mio-Ritsu-Mugi ( Cool Style )


K-on : Mio-Yui-Azusa ( Lagi Nyantai..)

K-on : Angry Azusa


K-on :Ritsu-Mio-Yui-Azusa-Mugi
( ice cream time.. :D )

K-on : Mio-Ritsu

K-on : Azusa-Yui  <cheese..!!!! :)) >

 K-on : Ritsu-Mio-Yui-Mugi-Azusa ( Cuutteee..!!! ^_^)

ROKOJOUMA NO SHINRYAKUSHA!?

By : Unknown

ROKUJOUMA NO SHINRYAKUSHA!?

- Judul: 六畳間の侵略者!? (Rokujouma no Shinryakusha!?)
- Judul Alternatif: Invaders of the Rokujyouma!?;
- Tipe: TV (Juli 2014)
- Genre: Comedy; Superntural; Romance;
- Episode: 12
- Rating: Mild Violence and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Demi mengurangi beban keuangan ayahnya, Satomi Koutarou membutuhkan apartemen murah, maka berhasil mendapatkan kamar 106 di Korona-sou adalah bagaikan impian yang menjadi kenyataan. Oleh karena itu pula, ketika si hantu Higashihongan Sanae yang sudah menghuni tempat itu selama bertahun-tahun, Mahou Shoujo Nijino Yurika yang ingin mencegahnya jatuh ke tangan penyihir jahat, manusia bawah tanah Kurano Kiriha yang bermaksud menginvasi dunia di permukaan, dan Puteri Theiamillis Gre Fortorthe yang datang dari planet lain -- mereka semua kemudian berusaha merebutnya dari Koutarou, dia pun bertekad untuk mempertahankan kamar 106 dengan sekuat tenaga.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Empat tokoh yang aneh dan empat alasan yang juga sama anehnya. Langsung menyusun situasi yang janggal sejak episode pertama, anime ini tidak menunda-nunda untuk membangun komedinya. Hal ini menyebabkan seketika ada rasa penasaran yang timbul terhadap episode-episode berikutnya: jika yang pertama saja sudah begitu lucu, bagaimana dengan sebelas episode yang lain? Dan meski kemudian tidak akan menjadi komedi yang paling kreatif karena masih terlalu bergantung pada slapsticks, dia tetap mampu memenuhi harapan untuk membuat penonton tertawa berkat tingkah-tingkah gila dari para tokohnya yang selalu tidak terduga. Sayangnya, setelah sekitar sepertiga bagian awal, anime ini seolah mendadak lupa bahwa keanehan tokoh-tokoh tersebut merupakan keunggulan terbesar yang dia miliki -- bahan baku utama dari komedinya. Dia mulai memberi para tokoh gadisnya kisah-kisah yang bernuansa lebih serius, lengkap dengan musuh bebuyutan masing-masing, yang akhirnya menghapus semua yang jenaka pada latar belakang mereka. Alasan Theiamillis untuk menguasai kamar 106 sebagai ujian sebelum mewarisi tahta ternyata adalah sebuah misi mulia demi nama keluarganya, alasan Kiriha yang hendak menjadikan kamar 106 sebagai basis invasi ternyata adalah taktik rahasia untuk menghindari bencana besar, dan seterusnya. Yang paling buruk, kisah-kisah itu juga kemudian menghilangkan makna dalam plot awal tentang perebutan hak atas kamar 106. Ketika hubungan para tokohnya digambarkan semakin dekat, mereka tidak lagi punya motivasi untuk saling mengalahkan, sehingga situasi yang semula begitu unik berupa persaingan antara lima pihak sekaligus pun tiba-tiba saja sama sekali tidak relevan. Sebagai anime dengan genre komedi romantis yang tentu juga harus membangun sisi romantisnya, perubahan nuansa di tengah-tengah cerita memang bisa dimaklumi, atau bahkan mungkin mustahil dihindari, tetapi yang menjadi masalah adalah bahwa sisi romantis itu menafikan sisi komedinya. Kedua sisi ini biasanya tidak perlu saling bertentangan, maka mungkin yang paling aneh dari semuanya adalah kegagalan anime ini sendiri untuk membuat mereka berjalan beriringan.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Meski tidak akan terlihat istimewa, visual anime ini tetap memuaskan. Tidak pernah ada kesalahan yang tampak pada animasinya, dan pada adegan-adegan yang menyertakan aksi pertarungan, dia bahkan mampu tampil seseru anime lain dari genre action. Bagian voice-acting juga patut dipuji karena berhasil mengangkat secara tepat dan jelas karakter dari masing-masing tokoh, khususnya keempat tokoh gadis utama. Mungkin akan ada yang berargumen bahwa tokoh-tokoh tersebut sejak awal memang tidak sulit untuk diperankan, tetapi bagaimanapun juga, a good voice-acting is still a good voice-acting.

- Karakter:
Komedi anime ini sangat bergantung kepada karakter para tokohnya, maka syukurlah, kombinasi Sanae, Theiamillis, Kiriha, dan Yurika berhasil dengan baik. Kombinasi mereka bukan berupa hubungan sempurna yang saling mendukung, tetapi berkat penggambaran yang jelas atas perilaku dan latar belakang masing-masing, anime ini seolah memiliki empat sumber berbeda yang selalu siap menyuplai setiap adegan dengan reaksi ataupun komentar lucu mereka. Sayangnya, sekali lagi, begitu cerita anime ini mulai memasuki bagian yang romantis, karakter mereka langsung nyaris tidak punya arti. Ya, penonton memang akan mengetahui lebih jauh masa lalu masing-masing, tetapi dari segi peran di dalam cerita, posisi mereka sebagai seorang tokoh dengan sudut pandang tersendiri sudah terlanjur hilang -- mereka berubah dari sebagai empat individu unik menjadi hanya sebagai sekelompok gadis yang ingin menghabiskan waktu sebanyak mungkin bersama Koutarou, maka semua masa lalu tersebut pun pada akhirnya terasa tidak lebih daripada kisah-kisah tambahan tanpa informasi yang berguna.

- Overall Score:
Apa yang terjadi jika gadis hantu, gadis alien, gadis dari kerajaan bawah tanah, dan Mahou Shoujo memperebutkan satu kamar apartemen yang sama? Jika anda mengharapkan kejadian-kejadian lucu saat mereka bersaing dalam berbagai macam permainan dan berusaha memenangkannya dengan cara mereka masing-masing, kemungkinan besar anda tidak sendirian. Bahkan, tampaknya anime ini pun pada awalnya berpendapat sama, namun entah mengapa, dia mendadak berubah pikiran dan memutuskan bahwa gadis-gadis tersebut berkumpul hanya agar bisa bersama Koutarou. Tidak hanya menyebabkan semua hal yang mendefinisikan mereka sebagai individu seketika menjadi tidak berarti, perubahan ini juga mematikan potensi komedi yang semula begitu menjanjikan, maka meski bagian audio dan visualnya masih cukup memuaskan, lebih banyak anime ini hanya akan membuat anda kecewa. Nilai 7 dari 10 (Meaningless plot)



DVD/Blu-ray:
Volume 1
Volume 2
Volume 3
Volume 4
Volume 5
Volume 6

ODA NOBUNA NO YABOU

By : Unknown

ODA NOBUNA NO YABOU

- Judul: 織田信奈の野望 (Oda Nobuna no Yabou)
- Judul Alternatif: Oda Nobuna's Ambition; The Ambition of Oda Nobuna;
- Tipe: TV (April 2012)
- Genre: Action; Romance; Historical;
- Episode: 12
- Rating: Strong Violence (Occasional Bloody Scenes) and Mild Eroticism (Suggestive Pictures)
- Sinopsis:
Sagara Yoshiharu tiba-tiba mendapati dirinya terlempar ke tengah-tengah suatu pertempuran pada Zaman Sengoku. Kinoshita Toukichiro (Toyotomi Hideyoshi) yang menyelamatkannya ternyata kemudian terbunuh, maka ketika Oda Nobuna, sang Daimyou dari Owari memanggilnya Saru, julukan yang seharusnya dimiliki Kinoshita Toukichiro, Yoshiharu pun merasa bahwa dia mesti mengambil posisinya sebagai orang kepercayaan Oda Nobuna. Namun, dengan pengetahuan yang dia bawa dari masa depan, Yoshiharu yakin kali ini mampu menjadikan keadaan Zaman Sengoku lebih baik daripada apa yang dia ketahui di dalam sejarah.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Bagaimana seandainya Oda Nobunaga adalah seseorang yang lebih welas asih? Bagaimana seandainya Imagawa Yoshimoto tidak tewas di Okehazama dan justru menjadi Shogun? Lebih dari sekadar mengganti gender dari tokoh-tokoh ternama, anime ini memberi versi alternatif dari sejarah yang sudah dikenal. Bagaimana seandainya Zaman Sengoku lebih banyak berisi kisah romantis daripada tragedi? Mungkin ada terlalu banyak detil yang berubah sehingga tidak cukup bisa diandalkan sebagai sumber referensi sejarah, tetapi tampaknya anime ini memang tidak pernah bermaksud seperti itu. Anime ini hanya ingin mengangkat sisi paling menarik dari Zaman Sengoku, yaitu heroisme Oda Nobunaga dan Toyotomi Hideyoshi (yang di sini digantikan oleh Yoshiharu), untuk membuatnya bahkan semakin menarik lagi. Dan harus diakui, anime ini berhasil dengan baik, terutama ketika dia, meskipun membelokkan hasil dari setiap insiden besar, tetap mampu mengarahkan ceritanya ke insiden besar berikutnya. Hal ini menyebabkan para penonton secara otomatis tidak akan pernah berhenti penasaran apa yang mungkin berbeda dari keping-keping sejarah yang mereka ketahui.
Namun, tentu saja, efek positif ini cuma berlaku bagi orang-orang yang memang menyukai kisah Zaman Sengoku, sedangkan bagi mereka yang kurang familiar, anime ini mungkin hanya akan terlihat sebagai sebuah kisah romantis biasa dengan lubang-lubang yang cukup serius. Mulai dari kurangnya penjelasan tentang bagaimana dan mengapa Yoshiharu sampai datang ke masa lalu hingga jalan cerita yang terasa melompat-lompat dari satu insiden ke insiden besar selanjutnya, anime ini bahkan berpotensi membingungkan. Sebagian mungkin berpikir bahwa anime ini paling tidak dapat memicu ketertarikan seseorang pada sejarah, tetapi sejujurnya, jika seseorang itu sejak awal memang tidak merasakan romansa pada Zaman Sengoku, anime ini pun tidak akan mampu berbuat banyak untuk mengubah pendapatnya.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Audio visual yang memuaskan. Meski bukan yang terbaik, animasi aksi-aksinya masih terbilang sangat bagus, terutama pada pertempuran-pertempuran besar di medan perang. Kecepatan pasukan berkuda yang merangsek pertahanan musuh, ayunan halberd yang membelah udara, rangkaian tembakan senapan yang menggelegar di pegunungan--anime ini benar-benar tahu bagaimana menghidupkan momen-momen tersebut hingga terasa nyata. Memang masih ada ruang untuk perbaikan, tetapi sedikit banyak anime ini dapat dijadikan contoh bagaimana membuat anime yang menampilkan pertempuran berskala besar.

- Karakter:
Pada satu sisi, karakter di anime ini punya masalah. Meski sebagai penggemar Zaman Sengoku, sikap Yoshiharu yang sebegitu mudahnya menerima kenyataan bahwa dia tiba-tiba terlempar ke masa lalu dan sebegitu gampangnya mengumumkan kepada semua orang bahwa dia datang dari masa depan terasa sangat tidak realistis dan bahkan kekanak-kanakan, seperti dibuat sebagian besar hanya untuk menyerupai sifat-sifat terkenal dari Toyotomi Hideyoshi yang dia gantikan daripada menjadi karakter tersendiri. Namun pada sisi lain, meski mungkin mereka terlalu cute untuk berada di Zaman Sengoku yang seharusnya penuh peperangan dan kekacauan, para gadisnya cukup berhasil melepaskan diri dari penggambaran tokoh-tokoh ternama yang mereka gantikan, menjadikan mereka karakter-karakter independen yang dipersiapkan dan kemudian bisa sepenuhnya dikembangkan dengan baik. Beruntung, anime ini lebih banyak terfokus pada karakter para gadis dan Zaman Sengoku, sementara identitas Yoshiharu sebagai seseorang dari masa depan hanya sedikit berpengaruh, sehingga masalah yang terdapat padanya pun kurang lebih dapat diabaikan.

- Overall Score:
Karena jalan cerita yang melompat-lompat dari satu insiden ke insiden berikutnya dengan cuma sedikit atau bahkan tanpa penjelasan apapun yang menghubungkan mereka, anime ini seperti ditujukan hanya bagi sebagian orang tertentu yang familiar dengan sejarah Zaman Sengoku. Namun, jika anda memang termasuk di dalam sebagian orang tersebut, anime ini menawarkan versi alternatif yang setidaknya cukup menarik dan menghibur untuk dibandingkan dengan sejarah yang asli. Nilai 8 dari 10 (History in the making)
 
 
DVD@Amazon:
 

MAJI DE WATASHI NI KOI SHINASAI!!

By : Unknown

MAJI DE WATASHI NI KOI SHINASAI!!

- Judul: 真剣で私に恋しなさい!! (Maji de Watashi ni Koi Shinasai!!)
- Judul Alternatif: MajiKoi!!; Majikoi ~ Oh! Samurai Girls
- Tipe: TV (Oktober 2011)
- Genre: Harem; Action; SciFi;
- Episode: 12
- Rating: Mild Violence (Physical Harm) and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Naoe Yamato menyatakan cintanya, tetapi Momoko yang hanya tertarik untuk bertarung sepuas hati menolak. Meski demikian, diam-diam di belakang Yamato, empat orang gadis lain mengagumi dan mengejar-ngejarnya. 






Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Cerita? Plot? Anime ini nyaris mengabaikan bagian ini sama sekali. Isinya benar-benar hampa, bahkan di antara sesama anime bergenre harem. Setidaknya, anime lain masih bersedia memikirkan situasi yang mendasari keseluruhan settingnya, sekonyol apapun setting itu kemudian berkembang pada akhirnya. Namun membentang dari modernisasi keluarga bergaya feodal yang militeristik hingga idealisme tentang sebuah negara demokratis yang sempurna, anime ini seolah memasukkan ide apa saja yang dia temukan, tanpa pernah peduli bagaimana semuanya akan bersatu dan hasil seperti apa yang akan keluar nanti. It's a complete rubbish.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Visual yang buruk. Dengan animasi yang di bawah standar, adegan pertarungan yang lebih terlihat konyol daripada bisa dikatakan seru, dan juga eksploitasi seksualitas yang terlalu berlebihan, sulit untuk menyaksikan anime ini tanpa merasa kesal (kecuali bagi mereka yang khusus mencari hal-hal sedemikian). Memang masih ada momen-momen yang memukau, misalnya slow motion yang memperlihatkan detil gerakan Mimori Saki saat menghadapi empat orang sekaligus, atau ketika Miyako menggunakan teknik spesialnya, Mayoibato, namun jumlah momen-momen seperti ini sangat jarang dan tidak cukup untuk menjadikan kekurangan-kekurangannya yang lain bisa dimaafkan.
Bagian audionya sedikit lebih baik, tetapi tetap saja bukan sesuatu yang patut dibanggakan. Dialognya sendiri sudah sangat bodoh, mengatakan omong kosong seperti lelucon cabul yang bahkan tidak lucu, maka ketika voice-actingnya juga terdengar datar dan dipaksakan seolah sedang membaca teks naskah, lebih sering yang ditunjukkan oleh audio anime ini adalah hanya betapa bermanfaatnya fungsi mute yang ada pada televisi atau player.

- Karakter:
Dangkal dan miskin variasi. Tidak hanya bahwa para tokoh gadisnya tidak punya latar belakang yang jelas, karakterisasi mereka sangat mirip satu sama lain. Masih ada pengecualian, yaitu dalam wujud Kawakami Momoyo yang selalu haus dengan pertarungan. Sifatnya yang seperti banteng mengamuk dan kemudian juga perubahannya menjadi seseorang yang lebih berhati-hati merupakan sedikit hal di dalam keseluruhan anime ini yang masih bisa diterima oleh akal. Ironisnya, pengembangan ini justru menyebabkan Momoyo menjadi sama saja dengan tokoh gadis lain yang tergila-gila pada Yamato karena alasan yang sebagian besar sangat sepele, sehingga anime ini pun berakhir lebih buruk dibandingkan ketika dia mulai.

- Overall Score:
Sesekali muncul anime yang mampu mengejutkan dan membuat kita takjub, namun terkadang juga ada anime yang hanya membuang-buang waktu kita. Dengan tema cerita yang membingungkan dan audio visual yang masih di bawah standar, tidak ada alasan untuk menyarankan anime ini kecuali sebagai contoh tentang bagaimana cara yang keliru dalam membuat anime. Nilai 5 dari 10 (Waste of time)

DVD@Amazon:

Volume 1
Volume 2
Volume 3
Volume 4
Volume 5
Volume 6


TOKYO RAVENS

By : Unknown

TOKYO RAVENS

- Judul: 東京レイヴンズ (Tokyo Ravens)
- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV (Oktober 2013)
- Genre: Action; Supernatural; Romance;
- Episode: 24
- Rating: Strong Violence (Bloody Scenes) and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Meski termasuk anggota keluarga Onmyouji terkenal, Tsuchimikado Harutora bahkan tidak memiliki kemampuan dasar seperti melihat Reiki. Maka dia pun melupakan janjinya untuk menjadi Shikigami bagi Natsume, gadis calon kepala keluarga Tsuchimikado selanjutnya, dan memilih hidup di tempat terpencil sebagai pemuda biasa. Namun, setelah suatu insiden yang menyebabkan kematian teman baiknya, dia akhirnya berubah pikiran. Kini justru bertekad mendalami dunia Onmyouji, Harutora lalu pindah ke Tokyo dan bergabung dengan Natsume di sebuah sekolah khusus sebagai seorang Raven.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Plot anime ini berusaha tampil rumit, dan sebenarnya hingga di satu titik, dia memang behasil melakukannya. Strategi-strategi rahasia dari orang-orang yang bergerak di balik layar dan melibatkan banyak pihak menghasilkan sebuah cerita penuh misteri yang tidak mudah ditebak. Namun sayangnya, anime ini seperti tidak tahu kapan dia harus berhenti. Pada bagian akhir cerita, kerumitan plotnya terus dipaksakan hingga akhirnya menjadi terasa berlebihan, bahkan kemudian cenderung konyol dengan tokoh-tokohnya begitu saja masuk dan mempengaruhi cerita segampang membalik telapak tangan, tiba-tiba muncul dan seketika membalikkan situasi. Hal ini tampaknya merupakan sebuah upaya untuk memukau penonton melalui kejutan-kejutan, tetapi karena jumlah yang terlalu sering dan metode yang kasar, dia justru berbalik melemahkan seluruh jalan cerita yang sebelumnya telah dibangun dengan cukup baik. Daripada berseru, "Luar biasa!", penonton lebih mungkin akan mengeluh, "Yang benar saja!".
Buruknya lagi, anime ini juga terkesan hanya menggunakan Onmyou sebagai tirai agar dia dapat seenaknya mengubah cerita, seolah sengaja membuatnya lebih keruh daripada yang diperlukan sehingga tidak ada yang sempat mempertanyakan keanehan-keanehan yang terjadi selama dia bercerita. Bagi mereka yang berharap bisa belajar sesuatu tentang Onmyou, anime ini adalah sumber informasi yang sulit dipercaya.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Animasi para tokoh anime ini tidak cukup bagus, terutama pada pertengahan kedua ceritanya. Gerakan mereka terlihat kasar dan seringkali tidak tersinkronisasi baik dengan gambar latar. Namun, animasi CG untuk kekuatan supernatural mereka sebaliknya justru menakjubkan, menghasilkan pertarungan-pertarungan yang indah dan dahsyat sekaligus. Dan karena porsi bagian aksi di dalam cerita masih lebih banyak, secara keseluruhan visual anime ini tetap bisa memberikan rasa puas.

- Karakter:
Niat anime ini tentu adalah menjadikan Harutora dan Natsume sebagai tokoh utama, tetapi anehnya, mereka berdua tidak pernah terasa punya peran sepenting itu. Mereka memang merupakan pusat di mana keseluruhan cerita berputar, namun cerita itu berputar hanya di sekitar mereka dan bukan bersama mereka. Selain menjalani kehidupan sehari-hari di sekolah dengan teman-teman mereka, Harutora dan Natsume tidak pernah benar-benar terlibat dengan fokus utama ceritanya yang tentang reinkarnasi Tsuchimikado Yakou kecuali sebagai obyek penderita yang terus dikejar-kejar pihak tertentu. Peran mereka yang sesungguhnya baru dimulai pada beberapa episode terakhir, sementara pada episode-episode sebelumnya mereka seolah berada di sebuah dunia yang sama sekali berbeda. Jika menilai dari bagaimana dia saling menghubungkan latar belakang mereka, anime ini sebenarnya cukup teliti dalam memetakan karakter-karakter yang dia butuhkan, maka keterlambatan ini mungkin sekali lagi disebabkan oleh kecenderugan anime ini yang terlalu banyak mengandalkan kemunculan tiba-tiba para tokohnya untuk membuat kejutan. Alhasil, meski sekilas tampak hendak memaparkan tentang pelatihan para Ravens atau Onmyouji muda, kenyataannya tidak ada proses pertumbuhan karakter yang bisa ditemukan pada tokoh-tokoh di anime ini.

- Overall Score:
Plot yang rumit hampir pasti akan membuat siapapun penasaran, tetapi plot yang dipaksakan terlalu rumit justru akan terlihat kacau dan tidak menarik. Anime ini bermaksud mengajak anda terus bertanya-tanya sepanjang ceritanya dengan kejutan-kejutan yang tak terduga, namun karena melakukannya sedikit terlalu sering dan melalui cara yang aneh, seperti menghidupkan kembali tokoh-tokoh yang seharusnya sudah mati, pertanyaan yang akhirnya mungkin terbersit di dalam benak anda hanyalah bahwa apakah anime ini sendiri menyadari ketika kejutan-kejutan tersebut mulai terasa begitu konyol. Syukurlah, anime ini kemudian masih memiliki animasi CG yang indah, maka jika menurut anda visualisasi merupakan bagian paling penting dalam sebuah anime, dia dapat dianggap lebih dari mampu untuk menebus kekurangan-kekurangannya pada bagian yang lain. Nilai 7 dari 10 (Too many surprises)
 
DVD/Blu-ray:
Volume 1
Volume 2
Volume 3
Volume 4
Volume 5
Volume 6
Volume 7
Volume 8

Yosuga No Sora

By : Unknown

YOSUGA NO SORA

- Judul: ヨスガノソラ (Yosuga no Sora)
- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV
- Genre: Romance; Ecchi
- Episode: 12
- Rating: Extreme Eroticism (Occasional Nudity and Sexual Contents)
- Sinopsis:
Setelah kematian mendadak kedua orangtua mereka di dalam suatu kecelakaan, Kasugano Haruka dan Sora meninggalkan Tokyo untuk kembali ke desa di mana mereka berdua dibesarkan. Di tempat yang terpencil itu, ternyata kisah romantis di dalam kehidupan Haruka mulai berjalan. Dia menemukan cinta bersama seorang putri dari keluarga kaya, Kazuha, gadis pendeta dari kuil setempat, Akira, tetangganya yang setahun lebih tua, Nao, dan bahkan adik perempuannya sendiri, Sora.


Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Meski pendek, cerita-ceritanya disusun dan dikisahkan dengan cukup baik. Dan walaupun selalu berkisar pada hubungan romantis Haruka dengan tokoh-tokoh gadisnya, anime ini tidak selalu hanya berisi tentang masalah cinta mereka, tetapi drama keluarga juga memberi variasi yang menyeimbangkan. Namun, satu kesalahan besar yang dilakukan anime ini adalah bahwa pada bagian akhirnya atau di cerita yang keempat, dia berusaha memberi suatu koneksi yang aneh untuk cerita-ceritanya selain dari yang terdapat di permulaan, ketika kemudian Haruka mempertimbangkan perasaan cintanya kepada gadis-gadis yang lain meski dia telah bersama dengan salah seorang gadis. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat tidak perlu, dan bahkan justru mengherankan, sebab strukur yang sudah dibangun sejak awal tentang beberapa cerita yang mungkin terjadi mendadak berubah menjadi empat cerita yang seolah terjadi secara bersamaan.
Membangun cerita-ceritanya dari satu titik, masalah lain yang tidak bisa dihindari dari anime semacam ini adalah bahwa dia akan sangat mudah terasa membosankan. Walaupun disajikan dalam tampilan yang berbeda-beda, cerita tentang tokoh-tokoh yang sama di dalam selang waktu yang sama bagaimanapun juga akan terlihat seperti pengulangan, dan pengulangan hingga empat kali selalu terlalu banyak.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Tidak ada masalah dengan bagian audio visualnya. Animasinya mampu mengantarkan jalan cerita dengan lancar, sementara voice actingnya berhasil membantu menciptakan karakterisasi dasar dari tokoh-tokohnya.

- Karakter:
Semua tokoh di dalam anime ini sebenarnya memiliki karakterisasi dasar yang cukup kuat dan bervariasi, dari Akira yang periang hingga Sora yang tsundere, tetapi dengan reaksi yang berubah-ubah pada situasi yang serupa di dalam cerita yang berbeda, tokoh-tokoh ini tidak pernah benar-benar dikembangkan. Dari bersikap malu-malu yang berganti menjadi biasa-biasa saja, atau dari ekspresi bersedih yang ganti justru bergembira--inkonsistensi ini menyebabkan latar belakang yang sempat dijelaskan di porsi cerita masing-masing menjadi tidak relevan sama sekali, dan akibatnya tokoh-tokoh ini hanya akan selalu tampak sebagaimana mereka pertama ditampilkan.

- Overall Score:
Pada akhirnya, anime ini sangat bergantung pada pendapat setiap orang terhadap tokoh-tokohnya. Jika anda menyukai mereka, maka mendapatkan versi cerita yang berbeda untuk masing-masing tokoh dapat menjadi hiburan yang memuaskan. Tetapi sebaliknya jika anda tidak merasakan sesuatu yang istimewa, maka anime ini hampir tidak memiliki daya tarik apapun. Nilai 7 dari 10 (Potentially boring)
 
DVD@Amazon:
- Volume 1
- Volume 2
- Volume 3
- Volume 4

ZETSUEN NO TEMPEST

By : Unknown

ZETSUEN NO TEMPEST

- Judul: 絶園のテンペスト (Zetsuen no Tempest) ~The Civilization Blaster~
- Judul Alternatif: Blast of Tempest;
- Tipe: TV (Oktober 2012)
- Genre: Action; Supernatural; Romance; Comedy;
- Episode: 24
- Rating: Mild Violence (Physical Harm and Animated Blood); Mild Eroticism (Suggestive Pictures)
- Sinopsis:
Fuwa Aika ditemukan tewas terbunuh. Kakak tirinya, Fuwa Mahiro tidak bisa menerima kematian Aika dan pergi menghilang setelah bersumpah untuk menemukan pembunuhnya. Sebaliknya, meski merupakan pacar rahasia Aika, Takigawa Yoshino memilih untuk pasrah. Namun kemudian, Mahiro kembali, dan bekerja sama dengan seorang gadis penyihir bernama Kusaribe Hakaze yang sedang terkurung di suatu pulau terpencil, sebagai ganti bantuan untuk mencari pembunuh Aika, dia kini terlibat dalam sebuah pertempuran antara dua pohon suci, yaitu Hajimari no Ki dan Zetsuen no Ki. Yoshino pun akhirnya ikut membantu Mahiro, dan semakin banyak mereka mengetahui  latar belakang pertempuran tersebut dan rahasia di balik kematian Aika, semakin mereka menyadari bahwa keduanya ternyata saling terhubung.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Jelas terinspirasi oleh karya-karya William Shakespeare seperti "Hamlet" dan "The Tempest", tanda-tanda kemiripan dengan sebuah drama panggung memenuhi anime ini. Hal-hal semacam monolog yang panjang dari para tokohnya atau dramatisasi yang disengaja pada setiap insiden. Secara umum, ini sama sekali bukan sesuatu yang buruk, tetapi mengadaptasinya begitu saja ke dalam bentuk serial TV tampaknya bukanlah pilihan tindakan yang benar. Pada serial TV, setiap episode harus memiliki bobot yang seimbang, dan sayangnya, monolog panjang serta dramatisasi insiden tadi menyebabkan cerita anime ini berjalan terlalu lambat, sehingga kemudian terdapat beberapa episode yang tidak memberikan apa-apa kepada penonton kecuali sebagai perpanjangan dari episode sebelumnya. Sebenarnya, plot anime ini sendiri sangat bagus. Takdir tragis yang mengikat Yoshino, Mahiro, Hakaze, dan Aika dapat membuat bahkan Shakespeare sendiri bangga. Dan perselisihan Hajimari no Ki dan Zetsuen no Ki ternyata menjadi sebuah ide menarik tentang tes psikologi untuk memilih antara kesederhanaan yang damai dan peradaban yang kacau. Hanya saja, anime ini gagal menyampaikannya dengan baik. Ceritanya akhirnya terasa jauh lebih rumit dari yang seharusnya, dan ditambah dengan laju yang lambat, kebanyakan penonton mungkin akan terlanjur bosan sebelum sempat menemukan alasan untuk menghargai anime ini.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Dramatisasi adalah kekuatan utama anime ini, dan dengan penggunaan yang pandai atas baik media audio maupun visualnya, dia mampu untuk secara efektif menghubungkan dirinya dengan emosi penonton. Percikan darah dalam slow motion, pose para tokohnya, lambaian helai rambut di setiap gerakan, atau butiran-butiran salju yang beterbangan di udara. Dengan tingkat perhatian terhadap detil yang cukup tinggi seperti ini, setiap momen terasa lebih bermakna. Sementara, musik orkestra yang mengalun di latar menjadikan bahkan konfrontasi yang paling kecil sekalipun terlihat bukan sekadar adu fisik ataupun opini, melainkan laksana sebuah bagian dari suatu kisah yang epik.

- Karakter:
Meski memiliki tokoh-tokoh yang tidak jelas seperti Evangeline dan Junichirou, setidaknya empat tokoh utamanya ditulis dengan sangat baik. Seperti yang telah disebutkan, drama di antara Yoshino, Mahiro, Aika, dan Hakaze pantas untuk diikuti hingga beberapa kali. Ini adalah karena karakter mereka disusun saling melengkapi. Sifat Mahiro yang agresif berlawanan dengan sifat Yoshino yang pasif, namun laksana kutub Urara-Selatan magnet mereka juga secara alami saling tarik-menarik satu sama lain. Hal yang serupa juga terjadi antara kepolosan Hakaze dengan Aika yang sedikit licik. Lalu, jika Aika menemukan apa yang dia butuhkan pada Yoshino dan Mahiro, Hakaze juga menemukan apa yang tidak dia miliki pada mereka berdua. Sebagaimana banyak karya Shakespeare diingat sampai hari ini karena tokoh-tokohnya, keempat tokoh ini dan hubungan di antara mereka pulalah yang akan paling lama bertahan di dalam benak penonton.

- Overall Score:
William Shakespeare. Walaupun bukan penggemar literatur, paling tidak anda tentu sudah pernah mendengar nama tersebut. Dari tragedi seperti Romeo and Juliet dan Hamlet, hingga komedi seperti The Comedy of Errors dan Much Ado About Nothing, karya-karyanya telah ditampilkan di atas panggung berulang kali dan diadaptasi ke berbagai media lain. Anime ini mengaguminya, dan kini coba mengangkat sebuah kisah yang bernuansa serupa. Dalam segi audio visual dan karakterisasi, dia sebenarnya bisa dikatakan telah berhasil, namun sayangnya, dia gagal menyajikan cara bercerita yang sama memukau. Membagi satu pertunjukan panggung ke dalam episode-episode menjadikannya terasa berjalan terlalu lambat dan bahkan berpotensi membosankan. Meski demikian, jika anda bersedia bersabar mengikuti ceritanya sampai akhir, secara keseluruhan anime ini mungkin saja masih mampu menghibur anda dengan sebuah drama yang penuh kejutan. Nilai 8 dari 10 (Good drama, weak storytelling)

HENTAI OUJI TO WARAWANAI NEKO

By : Unknown

HENTAI OUJI TO WARAWANAI NEKO.

- Judul: 変態王子と笑わない猫。 (Hentai Ouji to Warawanai Neko.)
- Judul Alternatif: HenNeko; "Hentai" Prince and the Stony Cat.;
- Tipe: TV (April 2013)
- Genre: Comedy; Romance; Supernatural;
- Episode: 12
- Rating: Mild Violence (Physical Harm) and Strong Eroticism (Suggestive Themes and Pictures)
- Sinopsis:
Karena sudah terbiasa, Yokodera Youto akan secara otomatis menciptakan alasan bohong untuk melindungi dirinya. Hal ini menyebabkan dia tidak lagi bisa jujur bahkan ketika dia harus. Pada saat yang sama, Tsutsukakushi Tsukiko merasa bahwa dia terlalu mudah menunjukkan perasaan pada wajahnya, dan berharap agar dia bisa menyembunyikannya lebih sering. Mereka berdua memiliki sifat yang tidak mereka butuhkan, maka begitu mendengar bahwa ada sebuah patung Dewa Kucing yang mampu memindahkannya ke orang lain, mereka pun bergegas berdoa di sana. Namun, meski harapan mereka terkabul, situasi mereka ternyata sedikit pun tidak menjadi lebih baik. Youto akan tanpa sadar mengucapkan setiap pikiran erotis yang muncul dalam benaknya, sementara Tsukiko kini sama sekali tidak bisa lagi berekspresi. Mereka akhirnya memutuskan membatalkan permintaan mereka, tetapi untuk itu, pertama-tama mereka harus menemukan orang yang menerima sifat-sifat yang sudah mereka buang sebelumnya.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Anime ini tidak memiliki kerangka cerita yang dipersiapkan dengan baik. Permulaannya yang tentang perjuangan Youto untuk mendapatkan kembali kepura-puraannya memang cukup unik, namun setelah itu, anime ini seperti tidak tahu harus melakukan apa. Ceritanya kehilangan tujuan, mengulang-ulang masalah yang sewarna hanya pada tokoh yang berbeda dengan detil yang baru ditambah-tambahkan kemudian, begitu kebingungan hingga bagian penting lain dari permulaannya, yaitu tentang Tsukiko dan ekspresinya, pun akhirnya diabaikan sepenuhnya. Lebih buruk lagi, anime ini juga mengulang-ulang pola cerita yang sama setiap kali -- ada yang mengharapkan sesuatu, harapan itu dikabulkan dalam cara yang tidak diinginkan, dan kekacauan pun terjadi. Tidak banyak variasi dalam bagaimana dia membangun cerita, maka ketika sampai di kasus yang ketiga dan para tokohnya masih melakukan kesalahan yang sama dengan meminta hal-hal yang tidak masuk akal, anime ini pun segera kehilangan daya tariknya. Atau apakah ini memang dimaksudkan hanya sebagai bagian dari komedinya? Sepertinya tidak, sebab pada kenyataannya, anime ini masih memiliki pesan di dalamnya. Pesan seperti "Hati-hati dengan apa yang kau harapkan" atau "Lebih baik jadi diri sendiri". Dan itu berarti, dia masih menginginkan penonton agar memperhatikan ceritanya. Sayangnya, bagaimanapun juga penonton coba mencari, cerita anime terasa hampa tanpa makna.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Visualnya bagus, tetapi yang lebih menonjol pada anime ini adalah voice-acting-nya. Tidak ada sesuatu yang baru atau menakjubkan, tetapi setidaknya voice-acting ini berhasil menjadikan komedinya, yang mungkin adalah bagian paling penting dari anime ini, terasa selucu yang semestinya. Nada datar suara Tsukiko, Azusa yang tergagap saat panik, dan kedua sisi Tsukushi -- semuanya menyenangkan untuk didengar setiap kali.

- Karakter:
Permintaan seperti apa yang akan mendorong seseorang untuk memohon langsung kepada dewa? Kekayaan? Kesehatan? Bagaimana kalau hal yang tidak masuk akal seperti agar tidak bisa berpura-pura? Ya, permintaan konyol mungkin merupakan bagian dari komedi anime ini, tetapi dia juga menunjukkan bahwa anime ini memang tidak banyak menaruh perhatian pada karakterisasi tokoh-tokohnya. Mengapa? Karena keunikan karakter-karakter mereka hanya dimunculkan sesuai kebutuhan ceritanya sebelum kemudian dibuang lagi jika sudah tidak diperlukan lagi, tidak menetap secara permanen pada tokoh-tokoh tersebut. Sebagai sistem perlindungan otomatisnya, kepura-puraan tersebut awalnya digambarkan sebagai hal yang sangat penting bagi Youto, tetapi setelah kasus pertama dalam ceritanya selesai, dia mendadak menjadi tidak begitu penting lagi. Sistem otomatis itu tiba-tiba menghilang, dan Youto pun bisa tidak berpura-pura. Inkonsistensi serupa juga terjadi pada karakter tokoh-tokoh lainnya, seperti Tsukiko yang seharusnya tidak bisa berekspresi sesekali masih bisa berekspresi, dan Azusa yang seharusnya trauma karena dibohongi temannya mendadak sembuh total seolah tidak pernah menderita trauma itu sebelumnya. Dan hasilnya, ketika kondisi-kondisi unik mereka sudah tidak penting lagi, tokoh-tokoh anime ini pun kehilangan apa yang membuat mereka berbeda dan akhirnya menjadi karakter-karakter generik yang sudah terlalu sering ditemukan dalam genre komedi romantis.

- Overall Score:
Berhati-hatilah atas apa yang anda harapkan .... Paling tidak, pesan tersebut yang awalnya anime ini ingin sampaikan. Namun dengan cerita yang diulang-ulang dalam pola yang selalu sama, pesan itu akhirnya hilang, tercecer di suatu tempat, dan anime ini pun menjadi benar-benar terasa hampa. Hanya bagian komedinya, meski mungkin akan terlalu jorok bagi sebagian orang, yang kemudian masih menyediakan unsur hiburan pada anime ini. Nilai 7 dari 10 (Repetitive pattern)
 
 
 
 
DVD@Amazon:
 

- Copyright © DEV88ANIME - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -