Archive for 2014
ANIME K-ON!!
By : UnknownANIME K-ON
hhmm..kali ini aku mau cerita tentang
Anime dari jepang. selain Inuyasa, Samurai X, dan Conan, anime K-ON juga
adalah salah satu anime yang pppaaallliinnnggggg.....aku suka....
karna, pertama kali aku ngeliat di youtube aku langsung tertarik dan
jatuh cinta sama ni anime! ^_^.. nah, kalo ngomongi tentang anime ini
pasti gak lepas dari kata "LUCU". karna setiap scene nya pasti buat aku
ketawa.... :D
oke, K-On! atau ( Keion) adalah manga / komik 4 panel yang ditulis dan dibuat oleh kakifly. Manga ini mulai dibuat secara serial di majalah sejak tahun 2007. Sedangkan untuk anime nya, mulai disiarkan di jepang pada tanggal 3 April 2009. judul K-ON ini di ambil dari kata keiongaku yang artinya musik pop.
K-ON awal nya bercerita tentang 4 orang siswi (yang tingkahnya selalu buat aku tertawa
Pada kelas 2 SMA, klub ini mendapat tambahan gitaris baru, bernama Azusa Nakano yaitu adik kelas mereka sendiri. Setelah Azusa bergabung, jadilah personilnya 5 orang dan mereka semakin terstruktur dan lebih sering berlatih.
mereka juga sangat sering menghabiskan waktu bersama-sama seperti latihan, pertunjukan, atau hanya sekedar jalan-jalan bersama!.
Nih dia Karekter-karakter nya mereka :
1. Yui Hirasawa <vokalis dan gitaris> :
Yui adalah karakter utama K-On!. Dia adalah vokalis dan gitaris utama anggota klub dan memainkan Heritage Cherry Sunburst Gibson Les Paul Standard gitar listrik (maaf2 ya kalo salah penulisan nya! ;D) yang diberi nama "Gīta".
ia bukanlah siswi yang pandai di sekolah nya dan tidak pernah mempunyai nilai yang bagus (aku banget!!hehe..) dan Yui mempunyai watak yang santai, tetapi sangat mudah kehilangan konsentrasi nya oleh hal-hal yang tidak penting! dan juga sayangnya ia hanya bisa berfokus pada satu hal saja, karna kalo berfokus pada banyak hal, kemampuannya yang lain akan cepat turun. contohnya, Yui pada satu saat berusaha belajar untuk memperbaiki nilainya yang jelek, dan pada akhirnya ia mendapat nilai yang baik, tetapi kemampuan bermain gitarnnya akan menurun.. hhmmm....
Yui mempunyai rambut coklat sebahu dan yang menjadi ciri khas nya adalah ia sering memakai 2 klip di rambut kuning nya, dan juga bermata coklat. yui sangat suka dengan yang namanya "makanan", ia suka makan karna badan nya sangat sulit untuk menjadi gemuk. hal ini lah yang membuat teman-teman nya yang lain menjadi cemburu. terutama Mugi da Mio.
Ia mempunyai adik perempuan bernama Ui, yang sangat dewasa dan berbeeeda jaaauuuhhhh dengan Yui (bedanya itu bisa di bilang ekstrem lah!! hehee.. adik nya yang jadi kayak kakaknya!) , Ui lah yang menjaga dan merawat Yui. oh ya,Yui juga sering menulis lirik yang kekanak-kanakan! hahaa...
berikut adalah beberapa kumpulan foto-foto Yui:
2. Ritsu Tainaka <Drummer> :
(haha,, ini dia tokoh yang paling aku suka.. "Ritsu"! \\(o.o)//...hehe.. karna menurut aku dia lah yang sering membuat kelucuan dengan tingkah-tingkahnya yang konyol!).
Ritsu atau sering di panggil Rit-chan oleh Yui adalah ketua klub K-on dan memainkan rick marrota Signature yamaha hipgig drum kit warna kuning yang dikombinasikan dengan set simbal dari avedis Zildjian. meskipun ia juga pernah terlihat memainkan white Yamaha Absolute Series drumkit warna putih pada lagu ending anime. Di anime, ia menyatakan bahwa drummer favoritnya adalah Keith Moon dari The Who.
Ritsu memiliki kepribadian ambigu tetapi juga optimistis, sama seperti Yui, tetapi ia sering lupa atas hal-hal penting mengenai klub dan sering dimarahi oleh Mio karena sering lupa menyerahkan formulir penting mengenai klub. (haha.. ini dia salah satunya yang buat lucu dari anime ini! kalo udah ngeliat Mio jengkel karna Ritsu. apalagi kalo udah si ritsu di gatok sama Mio itu juga sih karna Ritsu nya juga sering mengejek dan menakut-nakuti Mio) selain itu, Ritsu juga orang yang periang, dan sering membuat lelucon dan sindiran dengan tingkah dan gayanya yang konyol. namun Ia pintar dalam menciptakan ide-ide untuk memperoleh dana untuk klub. yang menjadi ciri khas dari Ritsu adalah Ritsu sering menggunakan bendo dan mempunyai rambut coklat sebahu, dan mempunyai mata berwarna emas.
berikut adalah beberapa kumpulan foto-foto Ritsu:
3. Mio Akiyama <Bassist> :
Mio <bassist> adalah gadis pemalu di klub ini. ia memainkan 3-Color Sunburst fender jazz bass dengan tortoiseshel pickguard. Walaupun pada awalnya ia ingin bergabung dengan klub litelatur, dia dipaksa bergabung dengan klub oleh teman sejak kecilnya yaitu Ritsu! Ritsu adalah teman Mio sejak kecil dan sering mengganggui Mio sehingga membuat Mio ketakutan. Ia mendapat nilai sempurna di sekolah dan sering bersikap dewasa dan kaku terutama saat Ritsu membuat masalah; kelamahannya adalah hal-hal yang menakutkan, dan ia sering pingsan ketakukan ketika diceritakan cerita berkisar hantu, darah, dan luka. Dia juga takut ketika disorot oleh lampu dan dengan mudah merasa malu. Dia menyatakan ia memilih bass karena bass bukan merupakan pusat perhatian di band, tidak seperti gitaris.
Bersama Yui, Mio adalah salah satu vokalis utama band, walaupun ia tidak suka menjadi pusat perhatian, Ia sering berusaha menghindar untuk menjadi lead vokal. jika dimungkinkan, Mio secara umum akan bernyanyi jika Yui tidak bisa menyanyi. ia juga banyak menciptakan lagu! salah satu lagunnya yaitu "Light and Fluffy Time" Setelah penampilan live perdana mereka, Mio mendapat banyak penggemar yang mengikutinya.
ciri khas dari Mio adalah Mio mempunyai rambut hitam lurus, dan mata abu-abu.
berikut adalah beberapa kumpulan foto-foto Mio:
4. Tsumugi Kotobuki <Keyboardis> :
Tsumugi, sering dipanggil 'Mugi' oleh temannya, adalah gadis kaya dengan kepribadian lemah lembut dan manis yang bermain Korg Triton Extreme 76-key Keyboard, walaupun ia juga kelihatan bermain Korg RK-100 keytar pada lagu penutup anime pada musim pertama. Mugi dianggap sangat pandai bermain piano dikarenakan ia bermain piano sejak umur empat tahun dan menang dalam banyak kontes piano. Ia adalah anak dari direktur sebuah perusahaan, dan keluarganya mempunyai beberapa villa di Jepang. dan bahkan ada di Finlandia ayahnya juga memiliki sebuah cafe .ia sering membawa gula-gula dan kue manis yang beragam ke ruangan klub, dan ia sering membuat teh dengan alat set teh yang disimpannya di ruangan klub. Meskipun kaya, ia lebih tertarik dan senang pada aktivitas "normal", seperti memesan makanan cepat saji, berbagi kentang goreng dengan teman klubnya, holding down part-time jobs dan juga menawar harga.
Walaupun ia gadis yang manis dan lemah lembut, namun kadang-kadang dia menunjukan sikap aneh nya! yang berbeda dengan tingkah laku normalnya yang sopan sehingga mengejutkan teman klubnya. (haha,, apalagi waktu scene yang dimana mugi tiba2 saja melempar bantal ke wajah teman2nya tanpa sebab dengan wajah yang lugu dan polos! karna Mugi lah peperangan bantal pun di mulai.. dan namun pada akhirnya Ritsu lah yang menanggung sial nya.. karna, tanpa sengaja Ritsu salah melempar bantal yang akhirnya mengenai gurunya! hahaa.. sumpah! disini aku ngakak habis ngeliat ekspresi Ritsu! :D )
Mugi's-Pillow-fight :D
dan yang menjadi ciri khas Mugi adalah ia mempunyai rambut pirang panjang, bergelombang dan mata berwarna biru langit.
berikut beberapa kumpulan foto-foto Mugi :
Azusa Nakano <Gitaris Ritme> :
Azusa adalah siswi dengan tahun dan kelas yang sama dengan adik perempuan Yui yaitu Ui, yang bergabung dengan klub dan menjadi gitaris ritme, ia memainkan Gitar listrik Fender Mustang. Dia sering kali marah dengan adanya pesta teh dan aspek memanjakan yang ada di klub, ketika ia ingin berlatih, dan ia juga penasaran bagaimana cara klub dapat bermain dengan baik sementara mereka jarang berlatih.
dia sering memerhatikan Mio karena kedewasaannya dan karena Mio juga adalah bassist berpengalaman. Dia juga melihat Mugi yang sangat cantik, dan cemburu akan rambut dan mata besarnya, dan Azusa kemudian mulai mengajari Mugi bermain gitar ketika mereka berdua sendirian di ruangan klub. Kulit Azusa sangat mudah untuk menjadi berwarna coklat, terutama saat mereka sedang di pantai. Maka dari itu, ia sering mendapati kulitnya telah terbakar.
karna Azusa adalah adikan kelas, Ia sering khawatir bahwa anggota klubnya akan meninggalkannya, karena pasti mereka akan segera lulus. Dikarenakan hal ini, anggota klub yang lain membeli kura-kura agar ia tidak kesepian, dan diberi nama Ton.
ciri khas nya adalah Azusa mempunyai rambut hitam panjang, yang dikuncirnya, dan mata berwarna merah.
berikut kumpulan foto-foto Azusa :
ookkeee... itu dia tadi sinopsi singkat dan karakter dari tokoh2 nya K-ON!! :D
K-on : Azusa-Yui-Ritsu-Mio-Mugi
( After School )
K-on : Yui-Azusa-Mio-Ritsu-Mugi ( Cool Style )
K-on : Mio-Yui-Azusa ( Lagi Nyantai..)
K-on : Angry Azusa
K-on :Ritsu-Mio-Yui-Azusa-Mugi
( ice cream time.. :D )
K-on : Mio-Ritsu
K-on : Azusa-Yui <cheese..!!!! :)) >
K-on : Ritsu-Mio-Yui-Mugi-Azusa ( Cuutteee..!!! ^_^)
ROKOJOUMA NO SHINRYAKUSHA!?
By : UnknownROKUJOUMA NO SHINRYAKUSHA!?
- Judul: 六畳間の侵略者!? (Rokujouma no Shinryakusha!?)
- Judul Alternatif: Invaders of the Rokujyouma!?;
- Tipe: TV (Juli 2014)
- Genre: Comedy; Superntural; Romance;
- Episode: 12
- Rating: Mild Violence and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Demi mengurangi
beban keuangan ayahnya, Satomi Koutarou membutuhkan apartemen murah,
maka berhasil mendapatkan kamar 106 di Korona-sou adalah bagaikan impian
yang menjadi kenyataan. Oleh karena itu pula, ketika si hantu
Higashihongan Sanae yang sudah menghuni tempat itu selama
bertahun-tahun, Mahou Shoujo Nijino Yurika yang ingin mencegahnya jatuh
ke tangan penyihir jahat, manusia bawah tanah Kurano Kiriha yang
bermaksud menginvasi dunia di permukaan, dan Puteri Theiamillis Gre
Fortorthe yang datang dari planet lain -- mereka semua kemudian berusaha
merebutnya dari Koutarou, dia pun bertekad untuk mempertahankan kamar
106 dengan sekuat tenaga.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Empat tokoh
yang aneh dan empat alasan yang juga sama anehnya. Langsung menyusun
situasi yang janggal sejak episode pertama, anime ini tidak
menunda-nunda untuk membangun komedinya. Hal ini menyebabkan seketika
ada rasa penasaran yang timbul terhadap episode-episode berikutnya: jika
yang pertama saja sudah begitu lucu, bagaimana dengan sebelas episode
yang lain? Dan meski kemudian tidak akan menjadi komedi yang paling
kreatif karena masih terlalu bergantung pada slapsticks, dia
tetap mampu memenuhi harapan untuk membuat penonton tertawa berkat
tingkah-tingkah gila dari para tokohnya yang selalu tidak terduga.
Sayangnya, setelah sekitar sepertiga bagian awal, anime ini seolah
mendadak lupa bahwa keanehan tokoh-tokoh tersebut merupakan keunggulan
terbesar yang dia miliki -- bahan baku utama dari komedinya. Dia mulai
memberi para tokoh gadisnya kisah-kisah yang bernuansa lebih serius,
lengkap dengan musuh bebuyutan masing-masing, yang akhirnya menghapus
semua yang jenaka pada latar belakang mereka. Alasan Theiamillis untuk
menguasai kamar 106 sebagai ujian sebelum mewarisi tahta ternyata adalah
sebuah misi mulia demi nama keluarganya, alasan Kiriha yang hendak
menjadikan kamar 106 sebagai basis invasi ternyata adalah taktik rahasia
untuk menghindari bencana besar, dan seterusnya. Yang paling buruk,
kisah-kisah itu juga kemudian menghilangkan makna dalam plot awal
tentang perebutan hak atas kamar 106. Ketika hubungan para tokohnya
digambarkan semakin dekat, mereka tidak lagi punya motivasi untuk saling
mengalahkan, sehingga situasi yang semula begitu unik berupa persaingan
antara lima pihak sekaligus pun tiba-tiba saja sama sekali tidak
relevan. Sebagai anime dengan genre komedi romantis yang tentu juga
harus membangun sisi romantisnya, perubahan nuansa di tengah-tengah
cerita memang bisa dimaklumi, atau bahkan mungkin mustahil dihindari,
tetapi yang menjadi masalah adalah bahwa sisi romantis itu menafikan
sisi komedinya. Kedua sisi ini biasanya tidak perlu saling bertentangan,
maka mungkin yang paling aneh dari semuanya adalah kegagalan anime ini
sendiri untuk membuat mereka berjalan beriringan.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Meski tidak
akan terlihat istimewa, visual anime ini tetap memuaskan. Tidak pernah
ada kesalahan yang tampak pada animasinya, dan pada adegan-adegan yang
menyertakan aksi pertarungan, dia bahkan mampu tampil seseru anime lain
dari genre action. Bagian voice-acting juga patut dipuji
karena berhasil mengangkat secara tepat dan jelas karakter dari
masing-masing tokoh, khususnya keempat tokoh gadis utama. Mungkin akan
ada yang berargumen bahwa tokoh-tokoh tersebut sejak awal memang tidak
sulit untuk diperankan, tetapi bagaimanapun juga, a good voice-acting is still a good voice-acting.
- Karakter:
Komedi anime
ini sangat bergantung kepada karakter para tokohnya, maka syukurlah,
kombinasi Sanae, Theiamillis, Kiriha, dan Yurika berhasil dengan baik.
Kombinasi mereka bukan berupa hubungan sempurna yang saling mendukung,
tetapi berkat penggambaran yang jelas atas perilaku dan latar belakang
masing-masing, anime ini seolah memiliki empat sumber berbeda yang
selalu siap menyuplai setiap adegan dengan reaksi ataupun komentar lucu
mereka. Sayangnya, sekali lagi, begitu cerita anime ini mulai memasuki
bagian yang romantis, karakter mereka langsung nyaris tidak punya arti.
Ya, penonton memang akan mengetahui lebih jauh masa lalu masing-masing,
tetapi dari segi peran di dalam cerita, posisi mereka sebagai seorang
tokoh dengan sudut pandang tersendiri sudah terlanjur hilang -- mereka
berubah dari sebagai empat individu unik menjadi hanya sebagai
sekelompok gadis yang ingin menghabiskan waktu sebanyak mungkin bersama
Koutarou, maka semua masa lalu tersebut pun pada akhirnya terasa tidak
lebih daripada kisah-kisah tambahan tanpa informasi yang berguna.
- Overall Score:
DVD/Blu-ray:
- Volume 1
- Volume 2
- Volume 3
- Volume 4
- Volume 5
- Volume 6
ODA NOBUNA NO YABOU
By : UnknownODA NOBUNA NO YABOU
- Judul Alternatif: Oda Nobuna's Ambition; The Ambition of Oda Nobuna;
- Tipe: TV (April 2012)
- Genre: Action; Romance; Historical;
- Episode: 12
- Rating: Strong Violence (Occasional Bloody Scenes) and Mild Eroticism (Suggestive Pictures)
- Sinopsis:
Sagara
Yoshiharu tiba-tiba mendapati dirinya terlempar ke tengah-tengah suatu
pertempuran pada Zaman Sengoku. Kinoshita Toukichiro (Toyotomi
Hideyoshi) yang menyelamatkannya ternyata kemudian terbunuh, maka ketika
Oda Nobuna, sang Daimyou dari Owari memanggilnya Saru, julukan yang
seharusnya dimiliki Kinoshita Toukichiro, Yoshiharu pun merasa bahwa dia
mesti mengambil posisinya sebagai orang kepercayaan Oda Nobuna. Namun,
dengan pengetahuan yang dia bawa dari masa depan, Yoshiharu yakin kali
ini mampu menjadikan keadaan Zaman Sengoku lebih baik daripada apa yang
dia ketahui di dalam sejarah.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Bagaimana
seandainya Oda Nobunaga adalah seseorang yang lebih welas asih?
Bagaimana seandainya Imagawa Yoshimoto tidak tewas di Okehazama dan
justru menjadi Shogun? Lebih dari sekadar mengganti gender dari
tokoh-tokoh ternama, anime ini memberi versi alternatif dari sejarah
yang sudah dikenal. Bagaimana seandainya Zaman Sengoku lebih banyak
berisi kisah romantis daripada tragedi? Mungkin ada terlalu banyak detil
yang berubah sehingga tidak cukup bisa diandalkan sebagai sumber
referensi sejarah, tetapi tampaknya anime ini memang tidak pernah
bermaksud seperti itu. Anime ini hanya ingin mengangkat sisi paling
menarik dari Zaman Sengoku, yaitu heroisme Oda Nobunaga dan Toyotomi
Hideyoshi (yang di sini digantikan oleh Yoshiharu), untuk membuatnya
bahkan semakin menarik lagi. Dan harus diakui, anime ini berhasil dengan
baik, terutama ketika dia, meskipun membelokkan hasil dari setiap
insiden besar, tetap mampu mengarahkan ceritanya ke insiden besar
berikutnya. Hal ini menyebabkan para penonton secara otomatis tidak akan
pernah berhenti penasaran apa yang mungkin berbeda dari keping-keping
sejarah yang mereka ketahui.
Namun, tentu
saja, efek positif ini cuma berlaku bagi orang-orang yang memang
menyukai kisah Zaman Sengoku, sedangkan bagi mereka yang kurang
familiar, anime ini mungkin hanya akan terlihat sebagai sebuah kisah
romantis biasa dengan lubang-lubang yang cukup serius. Mulai dari
kurangnya penjelasan tentang bagaimana dan mengapa Yoshiharu sampai
datang ke masa lalu hingga jalan cerita yang terasa melompat-lompat dari
satu insiden ke insiden besar selanjutnya, anime ini bahkan berpotensi
membingungkan. Sebagian mungkin berpikir bahwa anime ini paling tidak
dapat memicu ketertarikan seseorang pada sejarah, tetapi sejujurnya,
jika seseorang itu sejak awal memang tidak merasakan romansa pada Zaman
Sengoku, anime ini pun tidak akan mampu berbuat banyak untuk mengubah
pendapatnya.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Audio visual
yang memuaskan. Meski bukan yang terbaik, animasi aksi-aksinya masih
terbilang sangat bagus, terutama pada pertempuran-pertempuran besar di
medan perang. Kecepatan pasukan berkuda yang merangsek pertahanan musuh,
ayunan halberd yang membelah udara, rangkaian tembakan senapan
yang menggelegar di pegunungan--anime ini benar-benar tahu bagaimana
menghidupkan momen-momen tersebut hingga terasa nyata. Memang masih ada
ruang untuk perbaikan, tetapi sedikit banyak anime ini dapat dijadikan
contoh bagaimana membuat anime yang menampilkan pertempuran berskala
besar.
- Karakter:
Pada satu sisi,
karakter di anime ini punya masalah. Meski sebagai penggemar Zaman
Sengoku, sikap Yoshiharu yang sebegitu mudahnya menerima kenyataan bahwa
dia tiba-tiba terlempar ke masa lalu dan sebegitu gampangnya
mengumumkan kepada semua orang bahwa dia datang dari masa depan terasa
sangat tidak realistis dan bahkan kekanak-kanakan, seperti dibuat
sebagian besar hanya untuk menyerupai sifat-sifat terkenal dari Toyotomi
Hideyoshi yang dia gantikan daripada menjadi karakter tersendiri. Namun
pada sisi lain, meski mungkin mereka terlalu cute untuk berada
di Zaman Sengoku yang seharusnya penuh peperangan dan kekacauan, para
gadisnya cukup berhasil melepaskan diri dari penggambaran tokoh-tokoh
ternama yang mereka gantikan, menjadikan mereka karakter-karakter
independen yang dipersiapkan dan kemudian bisa sepenuhnya dikembangkan
dengan baik. Beruntung, anime ini lebih banyak terfokus pada karakter
para gadis dan Zaman Sengoku, sementara identitas Yoshiharu sebagai
seseorang dari masa depan hanya sedikit berpengaruh, sehingga masalah
yang terdapat padanya pun kurang lebih dapat diabaikan.
- Overall Score:
Karena jalan
cerita yang melompat-lompat dari satu insiden ke insiden berikutnya
dengan cuma sedikit atau bahkan tanpa penjelasan apapun yang
menghubungkan mereka, anime ini seperti ditujukan hanya bagi sebagian
orang tertentu yang familiar dengan sejarah Zaman Sengoku. Namun, jika
anda memang termasuk di dalam sebagian orang tersebut, anime ini
menawarkan versi alternatif yang setidaknya cukup menarik dan menghibur
untuk dibandingkan dengan sejarah yang asli. Nilai 8 dari 10 (History in
the making)
MAJI DE WATASHI NI KOI SHINASAI!!
By : UnknownMAJI DE WATASHI NI KOI SHINASAI!!
- Judul Alternatif: MajiKoi!!; Majikoi ~ Oh! Samurai Girls
- Tipe: TV (Oktober 2011)
- Genre: Harem; Action; SciFi;
- Episode: 12
- Rating: Mild Violence (Physical Harm) and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Naoe Yamato
menyatakan cintanya, tetapi Momoko yang hanya tertarik untuk bertarung
sepuas hati menolak. Meski demikian, diam-diam di belakang Yamato, empat
orang gadis lain mengagumi dan mengejar-ngejarnya.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Cerita? Plot?
Anime ini nyaris mengabaikan bagian ini sama sekali. Isinya benar-benar
hampa, bahkan di antara sesama anime bergenre harem. Setidaknya, anime
lain masih bersedia memikirkan situasi yang mendasari keseluruhan
settingnya, sekonyol apapun setting itu kemudian berkembang pada
akhirnya. Namun membentang dari modernisasi keluarga bergaya feodal yang
militeristik hingga idealisme tentang sebuah negara demokratis yang
sempurna, anime ini seolah memasukkan ide apa saja yang dia temukan,
tanpa pernah peduli bagaimana semuanya akan bersatu dan hasil seperti
apa yang akan keluar nanti. It's a complete rubbish.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Visual yang
buruk. Dengan animasi yang di bawah standar, adegan pertarungan yang
lebih terlihat konyol daripada bisa dikatakan seru, dan juga eksploitasi
seksualitas yang terlalu berlebihan, sulit untuk menyaksikan anime ini
tanpa merasa kesal (kecuali bagi mereka yang khusus mencari hal-hal
sedemikian). Memang masih ada momen-momen yang memukau, misalnya slow motion yang
memperlihatkan detil gerakan Mimori Saki saat menghadapi empat orang
sekaligus, atau ketika Miyako menggunakan teknik spesialnya, Mayoibato,
namun jumlah momen-momen seperti ini sangat jarang dan tidak cukup untuk
menjadikan kekurangan-kekurangannya yang lain bisa dimaafkan.
Bagian audionya
sedikit lebih baik, tetapi tetap saja bukan sesuatu yang patut
dibanggakan. Dialognya sendiri sudah sangat bodoh, mengatakan omong
kosong seperti lelucon cabul yang bahkan tidak lucu, maka ketika
voice-actingnya juga terdengar datar dan dipaksakan seolah sedang
membaca teks naskah, lebih sering yang ditunjukkan oleh audio anime ini
adalah hanya betapa bermanfaatnya fungsi mute yang ada pada televisi atau player.
- Karakter:
Dangkal dan
miskin variasi. Tidak hanya bahwa para tokoh gadisnya tidak punya latar
belakang yang jelas, karakterisasi mereka sangat mirip satu sama lain.
Masih ada pengecualian, yaitu dalam wujud Kawakami Momoyo yang selalu
haus dengan pertarungan. Sifatnya yang seperti banteng mengamuk dan
kemudian juga perubahannya menjadi seseorang yang lebih berhati-hati
merupakan sedikit hal di dalam keseluruhan anime ini yang masih bisa
diterima oleh akal. Ironisnya, pengembangan ini justru menyebabkan
Momoyo menjadi sama saja dengan tokoh gadis lain yang tergila-gila pada
Yamato karena alasan yang sebagian besar sangat sepele, sehingga anime
ini pun berakhir lebih buruk dibandingkan ketika dia mulai.
- Overall Score:
Sesekali muncul
anime yang mampu mengejutkan dan membuat kita takjub, namun terkadang
juga ada anime yang hanya membuang-buang waktu kita. Dengan tema cerita
yang membingungkan dan audio visual yang masih di bawah standar, tidak
ada alasan untuk menyarankan anime ini kecuali sebagai contoh tentang
bagaimana cara yang keliru dalam membuat anime. Nilai 5 dari 10 (Waste
of time)DVD@Amazon:
- Volume 1
- Volume 2
- Volume 3
- Volume 4
- Volume 5
- Volume 6
TOKYO RAVENS
By : UnknownTOKYO RAVENS
- Judul: 東京レイヴンズ (Tokyo Ravens)
- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV (Oktober 2013)
- Genre: Action; Supernatural; Romance;
- Episode: 24
- Rating: Strong Violence (Bloody Scenes) and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Meski termasuk
anggota keluarga Onmyouji terkenal, Tsuchimikado Harutora bahkan tidak
memiliki kemampuan dasar seperti melihat Reiki. Maka dia pun melupakan
janjinya untuk menjadi Shikigami bagi Natsume, gadis calon kepala
keluarga Tsuchimikado selanjutnya, dan memilih hidup di tempat terpencil
sebagai pemuda biasa. Namun, setelah suatu insiden yang menyebabkan
kematian teman baiknya, dia akhirnya berubah pikiran. Kini justru
bertekad mendalami dunia Onmyouji, Harutora lalu pindah ke Tokyo dan
bergabung dengan Natsume di sebuah sekolah khusus sebagai seorang Raven.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Plot anime ini
berusaha tampil rumit, dan sebenarnya hingga di satu titik, dia memang
behasil melakukannya. Strategi-strategi rahasia dari orang-orang yang
bergerak di balik layar dan melibatkan banyak pihak menghasilkan sebuah
cerita penuh misteri yang tidak mudah ditebak. Namun sayangnya, anime
ini seperti tidak tahu kapan dia harus berhenti. Pada bagian akhir
cerita, kerumitan plotnya terus dipaksakan hingga akhirnya menjadi
terasa berlebihan, bahkan kemudian cenderung konyol dengan
tokoh-tokohnya begitu saja masuk dan mempengaruhi cerita segampang
membalik telapak tangan, tiba-tiba muncul dan seketika membalikkan
situasi. Hal ini tampaknya merupakan sebuah upaya untuk memukau penonton
melalui kejutan-kejutan, tetapi karena jumlah yang terlalu sering dan
metode yang kasar, dia justru berbalik melemahkan seluruh jalan cerita
yang sebelumnya telah dibangun dengan cukup baik. Daripada berseru,
"Luar biasa!", penonton lebih mungkin akan mengeluh, "Yang benar saja!".
Buruknya lagi,
anime ini juga terkesan hanya menggunakan Onmyou sebagai tirai agar dia
dapat seenaknya mengubah cerita, seolah sengaja membuatnya lebih keruh
daripada yang diperlukan sehingga tidak ada yang sempat mempertanyakan
keanehan-keanehan yang terjadi selama dia bercerita. Bagi mereka yang
berharap bisa belajar sesuatu tentang Onmyou, anime ini adalah sumber
informasi yang sulit dipercaya.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Animasi para
tokoh anime ini tidak cukup bagus, terutama pada pertengahan kedua
ceritanya. Gerakan mereka terlihat kasar dan seringkali tidak
tersinkronisasi baik dengan gambar latar. Namun, animasi CG untuk
kekuatan supernatural mereka sebaliknya justru menakjubkan, menghasilkan
pertarungan-pertarungan yang indah dan dahsyat sekaligus. Dan karena
porsi bagian aksi di dalam cerita masih lebih banyak, secara keseluruhan
visual anime ini tetap bisa memberikan rasa puas.
- Karakter:
Niat anime ini
tentu adalah menjadikan Harutora dan Natsume sebagai tokoh utama, tetapi
anehnya, mereka berdua tidak pernah terasa punya peran sepenting itu.
Mereka memang merupakan pusat di mana keseluruhan cerita berputar, namun
cerita itu berputar hanya di sekitar mereka dan bukan bersama mereka.
Selain menjalani kehidupan sehari-hari di sekolah dengan teman-teman
mereka, Harutora dan Natsume tidak pernah benar-benar terlibat dengan
fokus utama ceritanya yang tentang reinkarnasi Tsuchimikado Yakou
kecuali sebagai obyek penderita yang terus dikejar-kejar pihak tertentu.
Peran mereka yang sesungguhnya baru dimulai pada beberapa episode
terakhir, sementara pada episode-episode sebelumnya mereka seolah berada
di sebuah dunia yang sama sekali berbeda. Jika menilai dari bagaimana
dia saling menghubungkan latar belakang mereka, anime ini sebenarnya
cukup teliti dalam memetakan karakter-karakter yang dia butuhkan, maka
keterlambatan ini mungkin sekali lagi disebabkan oleh kecenderugan anime
ini yang terlalu banyak mengandalkan kemunculan tiba-tiba para tokohnya
untuk membuat kejutan. Alhasil, meski sekilas tampak hendak memaparkan
tentang pelatihan para Ravens atau Onmyouji muda, kenyataannya tidak ada
proses pertumbuhan karakter yang bisa ditemukan pada tokoh-tokoh di
anime ini.
- Overall Score:
Plot yang rumit
hampir pasti akan membuat siapapun penasaran, tetapi plot yang
dipaksakan terlalu rumit justru akan terlihat kacau dan tidak menarik.
Anime ini bermaksud mengajak anda terus bertanya-tanya sepanjang
ceritanya dengan kejutan-kejutan yang tak terduga, namun karena
melakukannya sedikit terlalu sering dan melalui cara yang aneh, seperti
menghidupkan kembali tokoh-tokoh yang seharusnya sudah mati, pertanyaan
yang akhirnya mungkin terbersit di dalam benak anda hanyalah bahwa
apakah anime ini sendiri menyadari ketika kejutan-kejutan tersebut mulai
terasa begitu konyol. Syukurlah, anime ini kemudian masih memiliki
animasi CG yang indah, maka jika menurut anda visualisasi merupakan
bagian paling penting dalam sebuah anime, dia dapat dianggap lebih dari
mampu untuk menebus kekurangan-kekurangannya pada bagian yang lain.
Nilai 7 dari 10 (Too many surprises)
Yosuga No Sora
By : UnknownYOSUGA NO SORA
- Judul: ヨスガノソラ (Yosuga no Sora)
- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV
- Genre: Romance; Ecchi
- Episode: 12
- Rating: Extreme Eroticism (Occasional Nudity and Sexual Contents)
- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV
- Genre: Romance; Ecchi
- Episode: 12
- Rating: Extreme Eroticism (Occasional Nudity and Sexual Contents)
- Sinopsis:
Setelah kematian mendadak kedua orangtua mereka di dalam suatu kecelakaan, Kasugano Haruka dan Sora meninggalkan Tokyo untuk kembali ke desa di mana mereka berdua dibesarkan. Di tempat yang terpencil itu, ternyata kisah romantis di dalam kehidupan Haruka mulai berjalan. Dia menemukan cinta bersama seorang putri dari keluarga kaya, Kazuha, gadis pendeta dari kuil setempat, Akira, tetangganya yang setahun lebih tua, Nao, dan bahkan adik perempuannya sendiri, Sora.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Meski pendek, cerita-ceritanya disusun dan dikisahkan dengan cukup baik. Dan walaupun selalu berkisar pada hubungan romantis Haruka dengan tokoh-tokoh gadisnya, anime ini tidak selalu hanya berisi tentang masalah cinta mereka, tetapi drama keluarga juga memberi variasi yang menyeimbangkan. Namun, satu kesalahan besar yang dilakukan anime ini adalah bahwa pada bagian akhirnya atau di cerita yang keempat, dia berusaha memberi suatu koneksi yang aneh untuk cerita-ceritanya selain dari yang terdapat di permulaan, ketika kemudian Haruka mempertimbangkan perasaan cintanya kepada gadis-gadis yang lain meski dia telah bersama dengan salah seorang gadis. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat tidak perlu, dan bahkan justru mengherankan, sebab strukur yang sudah dibangun sejak awal tentang beberapa cerita yang mungkin terjadi mendadak berubah menjadi empat cerita yang seolah terjadi secara bersamaan.
Membangun cerita-ceritanya dari satu titik, masalah lain yang tidak bisa dihindari dari anime semacam ini adalah bahwa dia akan sangat mudah terasa membosankan. Walaupun disajikan dalam tampilan yang berbeda-beda, cerita tentang tokoh-tokoh yang sama di dalam selang waktu yang sama bagaimanapun juga akan terlihat seperti pengulangan, dan pengulangan hingga empat kali selalu terlalu banyak.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Tidak ada masalah dengan bagian audio visualnya. Animasinya mampu mengantarkan jalan cerita dengan lancar, sementara voice actingnya berhasil membantu menciptakan karakterisasi dasar dari tokoh-tokohnya.
- Karakter:
Semua tokoh di dalam anime ini sebenarnya memiliki karakterisasi dasar yang cukup kuat dan bervariasi, dari Akira yang periang hingga Sora yang tsundere, tetapi dengan reaksi yang berubah-ubah pada situasi yang serupa di dalam cerita yang berbeda, tokoh-tokoh ini tidak pernah benar-benar dikembangkan. Dari bersikap malu-malu yang berganti menjadi biasa-biasa saja, atau dari ekspresi bersedih yang ganti justru bergembira--inkonsistensi ini menyebabkan latar belakang yang sempat dijelaskan di porsi cerita masing-masing menjadi tidak relevan sama sekali, dan akibatnya tokoh-tokoh ini hanya akan selalu tampak sebagaimana mereka pertama ditampilkan.
- Overall Score:
Pada akhirnya, anime ini sangat bergantung pada pendapat setiap orang terhadap tokoh-tokohnya. Jika anda menyukai mereka, maka mendapatkan versi cerita yang berbeda untuk masing-masing tokoh dapat menjadi hiburan yang memuaskan. Tetapi sebaliknya jika anda tidak merasakan sesuatu yang istimewa, maka anime ini hampir tidak memiliki daya tarik apapun. Nilai 7 dari 10 (Potentially boring)
Setelah kematian mendadak kedua orangtua mereka di dalam suatu kecelakaan, Kasugano Haruka dan Sora meninggalkan Tokyo untuk kembali ke desa di mana mereka berdua dibesarkan. Di tempat yang terpencil itu, ternyata kisah romantis di dalam kehidupan Haruka mulai berjalan. Dia menemukan cinta bersama seorang putri dari keluarga kaya, Kazuha, gadis pendeta dari kuil setempat, Akira, tetangganya yang setahun lebih tua, Nao, dan bahkan adik perempuannya sendiri, Sora.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Meski pendek, cerita-ceritanya disusun dan dikisahkan dengan cukup baik. Dan walaupun selalu berkisar pada hubungan romantis Haruka dengan tokoh-tokoh gadisnya, anime ini tidak selalu hanya berisi tentang masalah cinta mereka, tetapi drama keluarga juga memberi variasi yang menyeimbangkan. Namun, satu kesalahan besar yang dilakukan anime ini adalah bahwa pada bagian akhirnya atau di cerita yang keempat, dia berusaha memberi suatu koneksi yang aneh untuk cerita-ceritanya selain dari yang terdapat di permulaan, ketika kemudian Haruka mempertimbangkan perasaan cintanya kepada gadis-gadis yang lain meski dia telah bersama dengan salah seorang gadis. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat tidak perlu, dan bahkan justru mengherankan, sebab strukur yang sudah dibangun sejak awal tentang beberapa cerita yang mungkin terjadi mendadak berubah menjadi empat cerita yang seolah terjadi secara bersamaan.
Membangun cerita-ceritanya dari satu titik, masalah lain yang tidak bisa dihindari dari anime semacam ini adalah bahwa dia akan sangat mudah terasa membosankan. Walaupun disajikan dalam tampilan yang berbeda-beda, cerita tentang tokoh-tokoh yang sama di dalam selang waktu yang sama bagaimanapun juga akan terlihat seperti pengulangan, dan pengulangan hingga empat kali selalu terlalu banyak.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Tidak ada masalah dengan bagian audio visualnya. Animasinya mampu mengantarkan jalan cerita dengan lancar, sementara voice actingnya berhasil membantu menciptakan karakterisasi dasar dari tokoh-tokohnya.
- Karakter:
Semua tokoh di dalam anime ini sebenarnya memiliki karakterisasi dasar yang cukup kuat dan bervariasi, dari Akira yang periang hingga Sora yang tsundere, tetapi dengan reaksi yang berubah-ubah pada situasi yang serupa di dalam cerita yang berbeda, tokoh-tokoh ini tidak pernah benar-benar dikembangkan. Dari bersikap malu-malu yang berganti menjadi biasa-biasa saja, atau dari ekspresi bersedih yang ganti justru bergembira--inkonsistensi ini menyebabkan latar belakang yang sempat dijelaskan di porsi cerita masing-masing menjadi tidak relevan sama sekali, dan akibatnya tokoh-tokoh ini hanya akan selalu tampak sebagaimana mereka pertama ditampilkan.
- Overall Score:
Pada akhirnya, anime ini sangat bergantung pada pendapat setiap orang terhadap tokoh-tokohnya. Jika anda menyukai mereka, maka mendapatkan versi cerita yang berbeda untuk masing-masing tokoh dapat menjadi hiburan yang memuaskan. Tetapi sebaliknya jika anda tidak merasakan sesuatu yang istimewa, maka anime ini hampir tidak memiliki daya tarik apapun. Nilai 7 dari 10 (Potentially boring)
ZETSUEN NO TEMPEST
By : UnknownZETSUEN NO TEMPEST
- Judul: 絶園のテンペスト (Zetsuen no Tempest) ~The Civilization Blaster~
- Judul Alternatif: Blast of Tempest;
- Tipe: TV (Oktober 2012)
- Genre: Action; Supernatural; Romance; Comedy;
- Episode: 24
- Rating: Mild Violence (Physical Harm and Animated Blood); Mild Eroticism (Suggestive Pictures)
- Sinopsis:
Fuwa Aika
ditemukan tewas terbunuh. Kakak tirinya, Fuwa Mahiro tidak bisa menerima
kematian Aika dan pergi menghilang setelah bersumpah untuk menemukan
pembunuhnya. Sebaliknya, meski merupakan pacar rahasia Aika, Takigawa
Yoshino memilih untuk pasrah. Namun kemudian, Mahiro kembali, dan
bekerja sama dengan seorang gadis penyihir bernama Kusaribe Hakaze yang
sedang terkurung di suatu pulau terpencil, sebagai ganti bantuan untuk mencari pembunuh Aika, dia
kini terlibat dalam sebuah pertempuran antara dua pohon suci, yaitu
Hajimari no Ki dan Zetsuen no Ki. Yoshino pun akhirnya ikut membantu
Mahiro, dan semakin banyak mereka mengetahui latar belakang pertempuran
tersebut dan rahasia di balik kematian Aika, semakin mereka menyadari
bahwa keduanya ternyata saling terhubung.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Jelas
terinspirasi oleh karya-karya William Shakespeare seperti "Hamlet" dan
"The Tempest", tanda-tanda kemiripan dengan sebuah drama panggung
memenuhi anime ini. Hal-hal semacam monolog yang panjang dari para
tokohnya atau dramatisasi yang disengaja pada setiap insiden. Secara
umum, ini sama sekali bukan sesuatu yang buruk, tetapi mengadaptasinya
begitu saja ke dalam bentuk serial TV tampaknya bukanlah pilihan
tindakan yang benar. Pada serial TV, setiap episode harus memiliki bobot
yang seimbang, dan sayangnya, monolog panjang serta dramatisasi insiden
tadi menyebabkan cerita anime ini berjalan terlalu lambat, sehingga
kemudian terdapat beberapa episode yang tidak memberikan apa-apa kepada
penonton kecuali sebagai perpanjangan dari episode sebelumnya.
Sebenarnya, plot anime ini sendiri sangat bagus. Takdir tragis yang
mengikat Yoshino, Mahiro, Hakaze, dan Aika dapat membuat bahkan
Shakespeare sendiri bangga. Dan perselisihan Hajimari no Ki dan Zetsuen
no Ki ternyata menjadi sebuah ide menarik tentang tes psikologi untuk
memilih antara kesederhanaan yang damai dan peradaban yang kacau. Hanya
saja, anime ini gagal menyampaikannya dengan baik. Ceritanya akhirnya
terasa jauh lebih rumit dari yang seharusnya, dan ditambah dengan laju
yang lambat, kebanyakan penonton mungkin akan terlanjur bosan sebelum
sempat menemukan alasan untuk menghargai anime ini.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Dramatisasi
adalah kekuatan utama anime ini, dan dengan penggunaan yang pandai atas
baik media audio maupun visualnya, dia mampu untuk secara efektif
menghubungkan dirinya dengan emosi penonton. Percikan darah dalam slow motion,
pose para tokohnya, lambaian helai rambut di setiap gerakan, atau
butiran-butiran salju yang beterbangan di udara. Dengan tingkat
perhatian terhadap detil yang cukup tinggi seperti ini, setiap momen
terasa lebih bermakna. Sementara, musik orkestra yang mengalun di latar
menjadikan bahkan konfrontasi yang paling kecil sekalipun terlihat bukan
sekadar adu fisik ataupun opini, melainkan laksana sebuah bagian dari
suatu kisah yang epik.
- Karakter:
Meski memiliki
tokoh-tokoh yang tidak jelas seperti Evangeline dan Junichirou,
setidaknya empat tokoh utamanya ditulis dengan sangat baik. Seperti yang
telah disebutkan, drama di antara Yoshino, Mahiro, Aika, dan Hakaze
pantas untuk diikuti hingga beberapa kali. Ini adalah karena karakter
mereka disusun saling melengkapi. Sifat Mahiro yang agresif berlawanan
dengan sifat Yoshino yang pasif, namun laksana kutub Urara-Selatan
magnet mereka juga secara alami saling tarik-menarik satu sama lain. Hal
yang serupa juga terjadi antara kepolosan Hakaze dengan Aika yang
sedikit licik. Lalu, jika Aika menemukan apa yang dia butuhkan pada
Yoshino dan Mahiro, Hakaze juga menemukan apa yang tidak dia miliki pada
mereka berdua. Sebagaimana banyak karya Shakespeare diingat sampai hari
ini karena tokoh-tokohnya, keempat tokoh ini dan hubungan di antara
mereka pulalah yang akan paling lama bertahan di dalam benak penonton.
- Overall Score:
HENTAI OUJI TO WARAWANAI NEKO
By : UnknownHENTAI OUJI TO WARAWANAI NEKO.
- Judul: 変態王子と笑わない猫。 (Hentai Ouji to Warawanai Neko.)
- Judul Alternatif: HenNeko; "Hentai" Prince and the Stony Cat.;
- Tipe: TV (April 2013)
- Genre: Comedy; Romance; Supernatural;
- Episode: 12
- Rating: Mild Violence (Physical Harm) and Strong Eroticism (Suggestive Themes and Pictures)
- Sinopsis:
Karena sudah
terbiasa, Yokodera Youto akan secara otomatis menciptakan alasan bohong
untuk melindungi dirinya. Hal ini menyebabkan dia tidak lagi bisa jujur
bahkan ketika dia harus. Pada saat yang sama, Tsutsukakushi Tsukiko
merasa bahwa dia terlalu mudah menunjukkan perasaan pada wajahnya, dan
berharap agar dia bisa menyembunyikannya lebih sering. Mereka berdua
memiliki sifat yang tidak mereka butuhkan, maka begitu mendengar bahwa
ada sebuah patung Dewa Kucing yang mampu memindahkannya ke orang lain,
mereka pun bergegas berdoa di sana. Namun, meski harapan mereka
terkabul, situasi mereka ternyata sedikit pun tidak menjadi lebih baik.
Youto akan tanpa sadar mengucapkan setiap pikiran erotis yang muncul
dalam benaknya, sementara Tsukiko kini sama sekali tidak bisa lagi
berekspresi. Mereka akhirnya memutuskan membatalkan permintaan mereka,
tetapi untuk itu, pertama-tama mereka harus menemukan orang yang
menerima sifat-sifat yang sudah mereka buang sebelumnya.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Anime ini tidak
memiliki kerangka cerita yang dipersiapkan dengan baik. Permulaannya
yang tentang perjuangan Youto untuk mendapatkan kembali kepura-puraannya
memang cukup unik, namun setelah itu, anime ini seperti tidak tahu
harus melakukan apa. Ceritanya kehilangan tujuan, mengulang-ulang
masalah yang sewarna hanya pada tokoh yang berbeda dengan detil yang
baru ditambah-tambahkan kemudian, begitu kebingungan hingga bagian
penting lain dari permulaannya, yaitu tentang Tsukiko dan ekspresinya,
pun akhirnya diabaikan sepenuhnya. Lebih buruk lagi, anime ini juga
mengulang-ulang pola cerita yang sama setiap kali -- ada yang
mengharapkan sesuatu, harapan itu dikabulkan dalam cara yang tidak
diinginkan, dan kekacauan pun terjadi. Tidak banyak variasi dalam
bagaimana dia membangun cerita, maka ketika sampai di kasus yang ketiga
dan para tokohnya masih melakukan kesalahan yang sama dengan meminta
hal-hal yang tidak masuk akal, anime ini pun segera kehilangan daya
tariknya. Atau apakah ini memang dimaksudkan hanya sebagai bagian dari
komedinya? Sepertinya tidak, sebab pada kenyataannya, anime ini masih
memiliki pesan di dalamnya. Pesan seperti "Hati-hati dengan apa yang kau
harapkan" atau "Lebih baik jadi diri sendiri". Dan itu berarti, dia
masih menginginkan penonton agar memperhatikan ceritanya. Sayangnya,
bagaimanapun juga penonton coba mencari, cerita anime terasa hampa tanpa
makna.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Visualnya bagus, tetapi yang lebih menonjol pada anime ini adalah voice-acting-nya. Tidak ada sesuatu yang baru atau menakjubkan, tetapi setidaknya voice-acting ini
berhasil menjadikan komedinya, yang mungkin adalah bagian paling
penting dari anime ini, terasa selucu yang semestinya. Nada datar suara
Tsukiko, Azusa yang tergagap saat panik, dan kedua sisi Tsukushi --
semuanya menyenangkan untuk didengar setiap kali.
- Karakter:
Permintaan
seperti apa yang akan mendorong seseorang untuk memohon langsung kepada
dewa? Kekayaan? Kesehatan? Bagaimana kalau hal yang tidak masuk akal
seperti agar tidak bisa berpura-pura? Ya, permintaan konyol mungkin
merupakan bagian dari komedi anime ini, tetapi dia juga menunjukkan
bahwa anime ini memang tidak banyak menaruh perhatian pada karakterisasi
tokoh-tokohnya. Mengapa? Karena keunikan karakter-karakter mereka hanya
dimunculkan sesuai kebutuhan ceritanya sebelum kemudian dibuang lagi
jika sudah tidak diperlukan lagi, tidak menetap secara permanen pada
tokoh-tokoh tersebut. Sebagai sistem perlindungan otomatisnya,
kepura-puraan tersebut awalnya digambarkan sebagai hal yang sangat
penting bagi Youto, tetapi setelah kasus pertama dalam ceritanya
selesai, dia mendadak menjadi tidak begitu penting lagi. Sistem otomatis
itu tiba-tiba menghilang, dan Youto pun bisa tidak berpura-pura.
Inkonsistensi serupa juga terjadi pada karakter tokoh-tokoh lainnya,
seperti Tsukiko yang seharusnya tidak bisa berekspresi sesekali masih
bisa berekspresi, dan Azusa yang seharusnya trauma karena dibohongi
temannya mendadak sembuh total seolah tidak pernah menderita trauma itu
sebelumnya. Dan hasilnya, ketika kondisi-kondisi unik mereka sudah tidak
penting lagi, tokoh-tokoh anime ini pun kehilangan apa yang membuat
mereka berbeda dan akhirnya menjadi karakter-karakter generik yang sudah
terlalu sering ditemukan dalam genre komedi romantis.
- Overall Score:
Berhati-hatilah
atas apa yang anda harapkan .... Paling tidak, pesan tersebut yang
awalnya anime ini ingin sampaikan. Namun dengan cerita yang
diulang-ulang dalam pola yang selalu sama, pesan itu akhirnya hilang,
tercecer di suatu tempat, dan anime ini pun menjadi benar-benar terasa
hampa. Hanya bagian komedinya, meski mungkin akan terlalu jorok bagi
sebagian orang, yang kemudian masih menyediakan unsur hiburan pada anime
ini. Nilai 7 dari 10 (Repetitive pattern)